MUNGKIN sering muncul pertanyaan dibenak, bagaimana cara mengetahui bahwa kita berada di jalan yang lurus atau jalan yang benar, sebagaimana Allah sebut dalam surah Al-Fatihah ayat 5, “Tunjukkanlah kami pada jalan yang lurus”?
Pertama: Melaksanakan kewajiban sebagai seorang hamba
Melaksanakan kewajiban adalah jalan terbaik bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jika ada seseorang yang selalu berbuat baik dan memiliki perangai yang terpuji namun tidak melaksanakan kewajiban shalat lima waktu maka ia sedang tidak berada di jalan yang benar.
Atau seseorang yang menunaikan haji namun menelantarkan istri dan anak-anaknya dan seseorang yang masih sering menyakiti tetangganya maka ibadah yang selama ini ia kerjakan tidak berdampak baik pada kehidupannya.
Seseorang yang shalat seharusnya dapat mencegah dari kemungkaran, seseorang yang berpuasa dapat meningkatkan ketakwaan dan kepekaan serta berbagai ibadah lainnya seharusnya dapat mendekatkan seorang hamba kepada Allah.
Jika semua kewajiban ibadah bisa diamalkan seseorang dengan pemahaman yang utuh tentang ibadah itu sendiri maka ia sedang berada di jalan kebenaran.
Baca Juga: Perjalanan Nabi Isa dengan Seorang Yahudi
6 Tanda Seseorang Berada di Jalan yang Benar
Kedua: Meningkatkankan kualitas iman dengan mengerjakan amalan sunnah.
Karakter seorang mukmin adalah tidak merasa cukup hanya dengan melakukan shalat wajib. Ia selalu tergerak untuk mengiring shalat wajib dengan shalat rawatib, misalnya. Atau tidak cukup hanya dengan membayar zakat namun mengiringinya dengan bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.
Dengan pandangan ini, maka seseorang yang telah terbiasa dengan amalan wajib akan mendatangi amalan sunnah untuk semakin dekat dengan Allah.
Ketiga: Banyak membaca Al-Quran
Banyak membaca Al-Qur’an membuat seseorang memahami perjanjian dengan Allah, memasukkan muatan iman ke dalam hati seorang hamba.
Kalam Allah dalam Al-Quran yang berupa perinta, larangan, kisah-kisah wajib diiman dan menjadi pedoman dalam perjalanan kehidupan seorang hamba.
Dengan begitu seorang hamba akan semakin mengetahui jalan kebenaran dengan harapan akan selalu berada di jalan tersebut.
Keempat: Merasakan manisnya ibadah
Hati seorang hamba akan terpancar dengan jelas buah dari ibadah yang dilakukannya. Ia semakin lebih baik dalam berperilaku, tidak banya mengeluh, tidak merendahkan orang lain, tidak mencari-cari kesalahannya atau perilaku buruk lainnya.
Jika ibadah yang selama ini dikerjakan tidak menghasilkan buah yang manis, maka seseorang harus menyadari bahwa dirinya sedang tidak berada di jalan yang bener.
Kelima: Memanfaatkan anggota tubuh dengan baik
Tangan tidak mengambil yang haram, mata tidak melihat yang haram, lisan tidak membicarakan yang keburukan, kaki hanya melangkah menuju tempat-tempat yang diridhoi oleh Allah dan seluruh anggota tubuh dalam ketaatan kepada Allah.
Hati yang suci akan mengarahkan anggota tubuh pada tempat yang tepat.
Keenam: Selalu mempertimbangkan kehidupan akhirat dalam setiap amalan
Seseorang akan selalu berada di jalan yang benar jika ia teringat dengan kehidupan akhirat, hari kiamat, dan penguasa kehidupan setelah kematian.
Sekecil apapun amalan yang dilakukan olehnya akan selalu dipertimbangkan dampaknya dikehidupan akhirat.
[Ln]