ChanelMuslim.com- Ada-ada saja yang terjadi di republik ini. Dibilang aneh, tapi nyata. Terlihat nyata, tapi kok aneh banget! Astaghfirullah.
Hal tersebut terjadi saat menjelang acara penyerahan piala oleh Presiden kepada pemenang di final Piala Presiden, Sabtu malam (17/2), di GBK Jakarta.
Seperti yang terlihat dalam video yang viral di media sosial, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, tampak dihadang oleh dua pria berseragam hitam yang mengawal Presiden Jokowi. Saat itu, baru saja pembawa acara mempersilakan Presiden untuk menyerahkan piala kepada juara yang tidak lain adalah Persija Jakarta.
Dalam video itu, tampak rombongan Presiden berjalan menuruni tangga. Tak berselang lama, Anies Baswedan pun beranjak untuk ikut dalam rombongan. Saat itulah, penghadangan yang diduga dilakukan Paspampres terjadi.
Setidaknya, ada empat keanehan yang terjadi dalam peristiwa ini. Pertama, Persija adalah klub sepak bola yang identik dengan Provinsi DKI Jakarta. Dan gubernur DKI Jakarta adalah Anies Baswedan.
Jadi, sangat wajar, bahkan bisa dibilang harus kalau seorang gubernur yang klubnya menang, ikut memberikan ungkapan kebahagiaan dalam penyerahan piala tersebut. Walaupun tidak mesti gubernur yang memberikan piala.
Kedua, penghadangan terhadap Anies Baswedan menyalahi undang-undang Keprotokolan. Dalam UU No. 9/2010, Pasal 13, dijelaskan mengenai tata tempat bagi penyelenggara dan atau pejabat tuan rumah dalam pelaksanaan acara resmi.
Pasal tersebut menyebut, dalam hal acara resmi dihadiri Presiden dan atau Wakil Presiden, penyelenggara dan atau pejabat tuan rumah mendampingi Presiden dan atau Wakil Presiden.
Ketiga, acara final Piala Presiden pada periode sebelumnya, penyerahan piala juga didampingi oleh gubernur DKI Jakarta. Saat itu, yang menjadi gubernur adalah Basuki T Purnama alias Ahok.
Tentu akan mengundang tanda tanya. Kenapa di waktu Ahok jadi gubernur penyerahan piala dilakukan didampingi oleh gubernur, sementara di era Anies Baswedan tidak. Apa karena beda partai?
Dan keempat, peristiwa penghadangan ini bukan hanya merendahkan posisi Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta. Melainkan juga, merendahkan masyarakat Jakarta seluruhnya. Karena Anies dipilih langsung oleh mayoritas warga Jakarta.
Aneh tapi nyata. Mudah-mudahan kenyataan berikutnya yang akan terjadi di republik ini, tidak lagi memunculkan keanehan baru. Astaghfirullah! (mh)