JAKARTA Islamic School mengadakan kegiatan manasik haji di asrama haji, Bekasi, yang menyasar 100 murid pada jenjang TK. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada murid-murid melalui setiap amalan dalam ibadah haji. (Rabu, 08/11/2023)
“Jadi setiap kegiatan ini pasti ada tujuannya. Dari manasik haji ini kami ingin memperkenalkan anak-anak nilai-nilai agama sejak kecil,” terang Dwi Sulistyowati selaku Kepala TK Jakarta Islamic School, Cipinang, Jakarta Timur.
Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, murid-murid dibekali pengetahuan seputar amalan-amalan yang ada dalam manasik haji.
“Mudah-mudahan dengan pengalaman yang kecil ini mereka dapat lebih cinta lagi dengan agamanya, menambah keimanan mereka kepada Allah dan pastinya ini bagian dari mempelajari rukun Islam,” imbuh Dwi.
Baca Juga: JISc, Membentuk Generasi Unggul dengan Nilai-Nilai Islam
Memperkenalkan Nilai Islam, Jakarta Islamic School Gelar Manasik Haji untuk Jenjang TK
Selain itu, murid-murid juga dilatih untuk bersabar saat harus menunggu giliran melaksanakan setiap amalan dalam manasik haji.
“Ada pula penjelasan sejarah dari tiap amalan yang diajarkan kepada mereka.”
Rangkaian kegiatan manasik haji ini diawali dengan mengambil niat di miqot, shalat sunnah, wuquf di Mina, dan pergi ke Muzdalifah untuk mengambil batu-batu.
Saat mengumpulkan batu di Mudzdalifah, anak-anak dilatih kemampuan kognitifnya dengan menghitung jumlah batu-batu yang harus dikumpulkan.
Di hari sebelumnya, anak-anak telah diarahkan membuat batu dari kertas yang bertujuan untuk melatih motorik halus mereka.
Setelah mengumpulkan batu di Muzdalifah, mereka pergi untuk melempar jumrah. Ada tiga jumrah yang dituju, yaitu jumrah ula, jumrah wustha, dan jumrah aqobah.
Di tengah-tengah kegiatan melempar jumrah tersebut, mereka dikenalkan keutamaan kegiatan tersebut dan menghafalkan doa-doa yang diucapkan saat melempar jumrah.
Begitu pula saat thawaf mengelilingi ka’bah, anak-anak diperkenalkan tentang kiblat sebagai arah shalat.
“Kita perlihatkan Ka’bah sebagai arah shalat mereka selama ini,” ucap Dwi.
Selanjutnya mereka menuju tempat air zam-zam dan meminumnya bersama-sama. Dijelaskan pula manfaat meminum air zam-zam hingga sejarah kemunculan air zam-zam itu sendiri.
Masuk ke amalan Sai, yaitu berlari-lari kecil dari Shafa ke Marwa, murid-murid belajar kisah Hajar saat berlari-lari mencari sumber air untuk anaknya Ismail.
Terakhir mereka melaksanakan amalan tahalul dan ditutup dengan istirahat dan makan siang bersama.
Dengan mengerjakan manasik haji secara langsung ini, mereka akan lebih memahami gambaran umum dari pelaksanaan ibadah haji, dan yang terpenting mereka belajar sejarah dan keutamaan dari tiap amalan.
“Mereka jadi tahu sejarah-sejarah dari amalan-amalan haji,” pungkas Dwi.