KALIMAT yang indah. “Ini punya siapa? banyak sekali numpuk di lemari bawah, lain kali janganlah terlalu banyak beli ini dan beli itu, kenapa sih kamu enggak mikir kalau mau beli apa-apa, kamu kan tahu, barang-barang kayak begini kalau tidak dimakan akan jadi busuk, sudahlah jangan beli ini itu terlalu banyak,” Andri menasihati Santi, istrinya.
Santi hanya bisa menjawab, ” Yaa Mas, kan niatku beli untuk bagi- bagi pada ibu dan saudara-saudara.”
“Apalagi menjelang Ramadan, alangkah baiknya bersilaturahmi ke rumah mereka, maaf-maafan sembari membawa barang-barang ini, siapa tahu mereka senang Mas kalo dikasih, ini kan lucu-lucu Mas. Pasti mereka suka deh,” imbuh Santi.
“Yaa, kamu sih lagaknya saja mau ke sana-kesini silaturahmi, tapi cuma omdo! (omong doang). Enggak jalan- jalan juga, kamu tuh malas ke rumah ibu, akibatnya barang- barang jadi membusuk semua. Ya kalau beli apa-apa pakai otak sedikitlah, jangan cuma nafsu aja diduluin, dasar otak di dengkul!!!” bentak Andri.
Tapi Santi terlihat belum juga mau mengakui kesalahannya. Memang salah satu hobi Santi, istri yang sudah dinikahi Andri selama sembilan tahun itu adalah belanja barang-barang yang unik.
Pernik-pernik yang tidak perlu yang sudah dibeli disimpan begitu saja di bawah tempat tidur. Ada juga yang ditaruh di lemari, tanpa pernah sempat membukanya atau memberikannya kepada orang lain.
Akhirnya barang-barang itu bertahun-tahun lamanya mengendap tanpa dipedulikan. Padahal akan sangat bagus bila barang-barang it diberikan pada yang memerlukan.
baca juga: Suara Hati Terdalam, Fifi Jubilea Rilis Buku Pilu di Palu
Kalimat yang Indah
Santi mengerti bahwa apa yang disampaikan suaminya yang itu bagus dan benar, dan memang sesuai dengan keinginan Santi.
Walaupun Santi punya kesalahan yang cukup fatal, pelupa, dan seringkali tidak sempat mengelola barang-barang yang dibelinya, Santi sadar dengan kesalahannya.
Namun yang membuat Santi kesal dan sakit hati adalah cara bicara suaminya yang sungguh sangat menyakitkan. Santi tidak pernah mengerti kenapa suaminya kalau bicara kasar begitu.
Sampai bilang otak di dengkul, kemudian bilang Santi om-do, malas ke rumah ibu, padahal Santi merasa sudah lima kali dalam dua minggu ini selalu berkunjung ke rumah ibu.
Sebaliknya, Andry yang hanya sesekali saja, sampai ibu sering menanyakan Andry lagi ada proyek apa, kenapa jarang nengokin ibu.
Jika mengikuti kata hati dan mengingat-ingat semua kalimat-kalimat Andry, rasanya kekesalan Santi tak berujung.
Semuanya menyakitkan dan membuat air mata tak habis meleleh, dan membuat Santi jadi cemberut. Ketika menemani Andry makan malam, juga saat masuk ke dalam kamar, hati Santi masih sakit.
Ia merasa malas sekali berjumpa dengan Andry, suaminya.
Pada dasarnya, semua nasihat yang diungkapkan Andry, suaminya Santi, adalah benar. Santi pun sudah menyadari hal itu, walaupun belum sempat melaksanakannya.
Namun, niat baik Andry dalam menasihati menjadi tidak berhasil dengan baik karena dibumbui dengan kata-kata yang menyakitkan.
Bagi seorang laki-laki, mungkin kalimat pedas seperti itu biasa saja dan bukan masalah besar, namun bagi Santi, sang istri, dia akan mengalami sakit hati yang dalam.
Biasanya, rasa sakit hati itu akan menjadi-jadi bila teringat kembali semua kalimat yang diucapkan. Akan terungkit kembali semua perbuatan Andry yang tidak menyenangkan.
Bila konflik ini tidak disudahi atau tidak dimengerti oleh sang suami untuk menutup masalah dengan cara minta maaf, maka akan membuat hati istri terluka.
Luka demi luka akan semakin berdarah dan akan berlanjut terus bila kalimat-kalimat kasar yang menyakitkan hati istri sering diucapkan.
Saking sakit hatinya istri, wajar bila sang suami melakukan suatu kesalahan sedikit saja, maka tiada maaf baginya, karena sang istri sudah sangat sakit hati.
Ibarat luka sudah terlalu dalam dan agak susah mengobatinya. Sebaiknya kita ikuti bagaimana Al Quran memberi nasihat, yaitu:
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَوَاصَوْاْ بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ .
“Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang,” (QS Al-Balad; 17)
(Dikutip dari buku Secangkir Teh Buatan Bidadari)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: