RELAWAN Kemanusiaan Muhammad Husein yang saat ini masih berada di Gaza, Palestina, menitipkan tiga pesan untuk para peserta Aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta, pada Ahad (5/11/2023).
Dari media sosialnya, Husein Gaza menyerukan bahwa kehadiran para peserta aksi merupakan suatu kebahagiaan karena bukti keimanan terhadap Allah Subhanahu wa taala.
“Berbahagialah bahwa berkumpulnya kalian di Monas hari ini adalah bukti nurani antum semua masih berfungsi dengan baik. Keberadaan antum semua pada aksi hari ini berarti bahwa akidah dan keimanan teman-teman masih terjaga,” kata Husein.
Menurut Husein, bukan seruan panitia yang membuat para peserta aksi datang pada kegiatan tersebut, tapi Allah Subhanahu wa taala yang membuat mereka berada di Monas.
“Allah ta’ala menguatkan hati saudara-saudara, memampukan jasad saudara-saudara dan meringankan langkah antum semua untuk tiba dalam aksi ini. Masya Allah,” lanjutnya.
Aksi tersebut, lanjut Husein, bukan sekadar Aksi Bela Palestina tapi ini adalah aksi mempertahankan, memperjuangkan wajah, wibawa, kemuliaan dan kehormatan seluruh umat Islam di dunia.
“Derap langkah jutaan kaki massa peserta aksi hari ini bermula di Monas namun InsyaAllah akan berakhir di pelataran Masjidil Aqsha dalam waktu yang sangat-sangat dekat. Takbir. Allahu Akbar!” tegasnya.
Baca juga: Keluarga Bang Onim Berhasil Dievakuasi dari Gaza
Pesan Muhammad Husein Gaza untuk Peserta Aksi Bela Palestina 5 November 2023
Husein juga berpesan agar umat Islam bersuara lantang membela Palestina.
“Kedua, saudara-saudara, bersuaralah dengan lantang, dengan kencang sekencang-kencangnya. Yang terjadi di Gaza hari ini bukan semata-mata perang, ini adalah pembantaian, ini adalah genosida. Karena zionis telah keluar dari kode etik sebuah pertempuran, melanggar semua batas kemanusiaan, dengan mentarget sipil, anak-anak, dan wanita,” ujar Husein yang memiliki dua anak tersebut.
Rumah-rumah warga dibom bersama para penghuninya, pengungsian-pengungsian dihantam beserta para pengungsinya, bahkan rumah sakit-rumah sakit dihancurleburkan luluh lantah sekalian bersama para dokter-dokternya, tim medis dan seluruh pasien yang sedang dirawat.
Hasbunallah wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashiir.
“Mereka mentarget sipil, menghancurkan bangunan, membumihanguskan infrastruktur, merobohkan masjid, berharap perjuangan di Gaza meredup dan mati. Tapi sayang sekali, mereka, musuh-musuh itu tak pernah belajar dari pengalaman, bahwa tumpah ruahnya darah para syuhada hanya akan semakin menyuburkan semangat juang untuk generasi mendatang,” lanjutnya.
Ya, darah para syuhada yang harumnya merebak, menembus ruang dan waktu, dan satu jiwa yang gugur di bumi Palestina hanya akan melahirkan 1000 pejuang-pejuang baru yang muncul di berbagai negara, di Indonesia, di Malaysia, dan di dunia. Masya Allah.
“Bertakbirlah saudara-saudara, sekeras-kerasnya dalam aksi ini karena gemanya akan sampai hingga telinga-telinga para pelaku genosida di Palestina itu,” tegas Husein.
Allahu akbar.
Allahu akbar.
Allahu akbar.
“Dan yang ketiga, dan terakhir, bangkitlah wahai saudara-saudaraku di Indonesia dan di dunia. Para pejuang di Gaza telah mengorbankan darah dan jiwa mereka, para ibu di Gaza telah merelakan nyawa putra-putri mereka
puluhan ribu syuhada telah gugur hari ini, demi membangunkan kalian semua, umat Islam untuk bangun dari tidurnya,” jelas Husein.
Husein melanjutkan, mereka telah gugur mengorbankan semua yang mereka miliki, demi membangkitkan semangat dan ghiroh juang kita semua, maka bangkit dan berjuanglah, berjuang dan berjuanglah, berjuang terus.
Jangan berhenti berjuang sampai Allah yang menghentikan, bangkit, bangkit dan bangun teruslah bangun dan terbangun.
Jangan berhenti terbangun sampai kelak Allah yang menidurkan kita semua. Taufan al aqsa, badainya dimulai dari Gaza, menyebar ke seluruh dunia, hingga Indonesia dan Malaysia, insyaAllah, badai ini akan berakhir di pintu gerbang masjidil aqsha.
Membawa kalian semua para pejuang-pejuang yang ikut membebaskan negeri para nabi tercinta.
Allahu akbar
Allahu akbar
Allahu akbar walillahilhamd
7 Oktober 2023 akan tercatat dalam tinta emas sejarah perjuangan Baitul Maqdis. Maka rugilah serugi-ruginya kalau kita tidak ikut menggoreskan tinta itu, sementara kita mampu dan kita bisa.
Jangan hanya menjadi saksi sejarah, karena kita umat Islam, kita memiliki DNA para pejuang yang menuliskan sejarah, bukan hanya saksi sejarah, atau bukan hanya pembaca sejarah.
Ya, kita yang akan menuliskan sejarah ini.
“Saya yakin, saya yakin akan bergetar dan merinding para pimpinan zionis itu melihat aksi jutaan para pejuang
membela Palestina hari ini,” tutur Husein.
Tapi ketahuilah apa yang lebih mereka takutkan jutaan kaum muslimin, yang memenuhi masjid-masjidnya di waktu fajar.
Ketahuilah saudara-saudara, shaf-shaf shalat subuh, barisan-barisan shalat Subuh di masjid-masjid kalian lah yang akan menentukan seberapa kencang hembusan badai al aqsha ini.
Maka mulai hari ini, bangkitlah dari tidur kalian. Bangkitlah, bangkit untuk berjuang dan bangkit untuk berbaris dalam barisan shalat subuh berjamaah di masjid-masjid kalian.
Masjidil aqsha tidak akan sudi dibebaskan kecuali oleh para pejuang subuh yang konsisten memakmurkan masjid-masjid di sekitar mereka sebelum mereka memakmurkan masjidil aqsha itu sendiri.
Keseriusan kita hari ini, keseriusan kita membebaskan baitul maqdis tergantung pada daya tahan kita
untuk mengisi shaf-shaf terdepan dalam shalat subuh berjamaah kita di masjid-masjid sekitar kita.
“Dengan demikian, insyaAllah semangat kita memperjuangkan Palestina akan terus terjaga. Yakinlah itu semua,” tutupnya.
Birruh bidam nafdika ya aqsa, birruh bidam nafdika ya aqsa.[ind]