ETIKA meminta. Siang itu ngantuk banget dan rasanya pingin rebahan sekejap, jadi ingat guru JISc kalau siang-siang after lunch ngantuk dan enggak ada jam ngajar gimana yaa?
Pernah enggak ngerasain ngantuk banget dan pingin tidur walau cuma 10 menit saja ..
Nah, ketika akhirnya kuputuskan tidur sekejap karena ingat musti nyetrika baju segunung, tiba-tiba si Ben datang dan masuk dalam pelukan,
alhasil tidurnya makin lama karena hujan pun turun menambah suasana tidur siang (nap berjamaah) semakin sempurna.
Tak lama aku merasakan ada seseorang yang memperhatikanku dan ketika aku sadari seseorang itu ternyata Syifa, anak gadisku yang baru pulang sekolah. “Ada apa Syif ?” tanyaku.
Dia terlihat gelisah, diam saja dan pelan-pelan mulai memegang kakiku dan memijitnya perlahan.
“Syifa mau apa, Nak ?” tanyaku pengertian.
“Umi ngantuk banget ya…? Maaf yaa Mi, sebetulnya besok Syifa ada acara hospitality day di mana anak year 12 menjadi host dan menjamu tamu dari government kemudian mereka akan membuat dinner dengan tatacara dinner yang Islami di mana sendok garpu tidak disilangkan membentuk Salib dan ditutup dengan minum teh China dengan poci dari Indonesia…dan seterusnya.
Tapi… Syifa perlu beli beberapa tools dan tokonya tutup setengah jam lagi -memang di Perth toko tutup pukul 17.00- baiknya gimana yaa Mi?”
Segera aku lompat, ambil tas, gendong Ben dan ambil kunci mobil…
Sebetulnya aku enggak suka pergi buru-buru gini, tapi ini kan penting dan ada satu hal yang aku pelajari dari anakku. Pandainya dia meminta sesuatu…
baca juga: Membalas Hadiah Ketika Diberi Hadiah termasuk Sunnah
Etika Meminta
Dimulai dari;
1) melihat kondisi ibunya (reading a situation)
2) memijat kaki umi perlahan-lahan (giving before asking)
3) menjelaskan perlahan-lahan (softly explanation)
4) bercerita dengan semangat keislaman (convince me bahwa ini penting)
5) menjelaskan keadaan and let me decide. (“tapi toko mau tutup, baiknya gimana yaa Mi?”)
Sehingga akhirnya aku merasa bahwa ini penting dan malah aku lebih semangat daripada dia.
“Cepat Syif, toko tutup bentar lagi, jangan lupa kunci pintu.” Gesaku sambil bergegas menuju mobil.
Aku kemudian ingat doa Nabi Zacharia yang sabar dan lemah lembut…
QS. Maryam: 3
idz naadaa rabbahuu nidaa- an khafiy-yaa
Secara logika manusia, Zacharia sudah tua pun istrinya, namun masih minta anak dan dikabulkan.
QS. Maryam: 1-10
“1. Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad.
“2. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria,”
“3. yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.”
“4. Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.”
“5. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap waliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra,”
“6. yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”.”
“7. Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.”
“8. Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”.”
“9. Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”.”
“10. Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman: “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat”.”
Mungkin caranya meminta yang menyenangkan, disampaikan dengan sabar dan lemah lembut -cara yang ber etika-, cara meminta yang ber-akhlak.
Pun cara kita meminta -cara meminta yang beretika- sehingga akhirnya orang yang kita minta itu merasa perlu untuk memberi, merasa itu adalah kewajibannya untuk memberi tanpa merasa terpaksa.
# Jumat lesson; memohon/meminta/ berdoa; dengan cara yang beretika, sabar dan lemah lembut…Maashaa Allah…
(Masjid Sulayman, Perth, 20 March 2015)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc