ChanelMuslim.com – Membalas hadiah ketika diberi hadiah adalah bagian dari sunnah. Hal ini disampaikan oleh dr. Raehanul Bahraen. Salah satu kemuliaan ajaran Islam adalah sunnah memberikan hadiah kepada orang lain.
Memberi hadiah akan menimbulkan rasa cinta dan kasih sayang serta menghilangkan perasaan yang dapat merusak persaudaraan seperti hasad, dengki, iri dan lain-lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَهَادُوا تَحَابُّوا
“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, Niscaya kalian akan saling mencintai“.[1]
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan bahwa hadiah ini bisa menyebabkan persatuan dan saling cinta, bahkan terkadang memberikan hadiah lebih utama daripada sedekah pada keadaan tertentu.
Beliau berkata,
ولأنها سبب للألفة والمودة. وكل ما كان سبباً للألفة والمودة بين المسلمين فإنه مطلوب؛ ولهذا يُروى عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أنه قال: (تهادوا تحابوا)، وقد تكون أحياناً أفضل من الصدقة وقد تكون الصدقة أفضل منها
“Karena hadiah merupakan sebab persatuan dan rasa cinta. Apapun yang dapat menjadi sebab persatuan dan rasa cinta antar kaum muslimin, maka ini dianjurkan.
Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, Niscaya kalian akan saling mencintai’. Terkadang memberi hadiah itu lebih baik dan terkadang sedekah itu lebih baik (pada keadaan tertentu).”[2]
Baca Juga: Anjuran Memenuhi Undangan dan Menerima Hadiah
Membalas Hadiah Ketika Diberi Hadiah termasuk Sunnah
Ketika kita diberi hadiah, hendaknya kita menerima hadiah tersebut walaupun nilainya kecil, karena hakikat dari hadiah adalah ingin menunjukkan perhatian, menimbulkan persatuan dan rasa cinta sesama kaum muslimin.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
“Wahai kaum muslimah, janganlah sekali-kali seorang wanita meremehkan pemberian tetangganya walaupun hanya ujung kaki kambing.”[3]
Ada anjuran bahkan untuk tidak menolak saat diberikan hadiah karena bisa jadi akan menyakiti hati orang yang memberikan hadiah.
Terima saja hadiah tersebut, jika kita tidak berkehendak kita bisa memberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَجِيبُوا الدَّاعِيَ، وَلَا تَرُدُّوا الْهَدِيَّةَ
“Hadirilah undangan dan jangan tolak hadiah!”[4]
Selain disunnahkan memberikan hadiah, Islam juga menganjurkan kita agar membalas memberikan hadiah ketika diberikan hadiah.
Bisa membalas saat itu juga atau membalas selang beberapa hari atau pekan berikutnya ketika kita mampu memberi balasan hadiah tersebut.
‘Aisyah menceritakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقْبَلُ الْهَدِيَّةَ وَيُثِيبُ عَلَيْهَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya.”[5]
As-Shan’ani menjelaskan,
فيه دلالة على أن عادته يَةِ كانت جارية بقبول الهدية والمكافأة عليها
“Hadits ini menunjukan bahwa merupakan kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima hadiah kemudian beliau membalas memberikan hadiah.”[6]
Demikian semoga bermanfaat.[ind]
sumber: www.muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad
[2] sumber: http://www.ibnothaimeen.com/all/noor/article_6080.shtml
[3] HR.Bukhari dan Muslim
[4] HR. Ahmad. Arnauth menyatakan hadis ini jayyid
[5] HR. Bukhari
[6] Subulus salam, kitabul buyu’ hlm. 174