Siapa Hamas? Inilah Sejarah Berdirinya serta Perjuangannya
HAMAS singkatan dari Harakah Al-Muqawamah Al-Islamiyah yag artinya gerakan perlawan Islam. Tujuan didirikannya untuk membebaskan seluruh bumi Palestina dari penjajah Zionis Israel tanpa syarat, dan mendirikan Daulah Islamiyah di Palestina.
Hamas didirikan pada 14 Desember 1987 oleh ulama kharismatis Syaikh Ahmad Yasin dan beberapa aktivis Islam seperti Abdul Aziz Rantisi, Shalah Syahadah, Ibrahim Yazuri, dan Isa Nashshar.
Ditunjuk sebagai pemimpin pertamanya: Syaikh Ahmad Yasin, sejak 1987 sampai 2003. Pemimpin setelahnya adalah Syaikh Abdul Aziz Rantisi lalu Ismail Haniyah sampai sekarang.
Baca Juga: Alasan Rudal Iron Dome Israel Berhasil Ditembus oleh Pasukan Hamas
Siapa Hamas? Inilah Sejarah Berdirinya serta Perjuangannya
Hubungannya sangat kuat dan dekat dengan organisasi Sunni Islam Ikhawanul Muslimin. Dengan demikian, aqidah Hamas adalah Islam, Ahlus Sunnah wal Jama’ah, sebagaimana yang ditegaskan dalam piagam pendiriannya.
Bukan Syiah seperti sering dituduhkan. Walau dalam kondisi tertentu tampak kadang dekat dengan Iran tapi itu bagian dari strategi politik.
Di Palestina, Hamas bergerak dalam bidang sosial, pendidikan, pelayanan kesehatan, mencetak ulama, dan imam masjid.
Di antara prestasinya adalah mencetak para penghafal Quran sehingga Gaza disebut Darul Hufazh, kota penghafal Quran.
Zionis Israel dan AS memasukkan Hamas dalam daftar organisasi teroris. Sebagaimana penguasa negara Arab ikut-ikutan demikian seperti Mesir, UEA, dan Arab Saudi. Sementara Turki, Qatas dan Iran mendukung gerakan ini.
Selain itu, Hamas punya sayap militer yang dikenal dengan dengan Batalyon Izzuddin Al-Qassam yang didirikan tahun 1991.
Nama ini diambil dari ulama sunni dan mujahid Palestina Izzuddin Abdul Qadir bin Mustafa bin Yusuf bin Muhammad al-Qassam yang syahid pada 20 November 1935 di Jenin, di masa penjajahan Perancis.
Perjuangan Hamas didukung mayoritas warga Palestina, karena posisinya yang jelas dan tegas terhadap penjajah. Pada tahun 2006 Hamas menang muntlak dalam pemilu lebih dari 60 persen suara.
Blokade yang dialami Gaza selama bertahun-tahun tidak membuatnya lemah justru semakin membuatnya kuat. Kemajuan kemampuan tempurnya membuat Zionis Israel tidak percaya diri untuk head to head perang darat.
Zionis hanya berani menyerang dari jauh atau dari dalam tank-tank mereka.
Penulis: Ustaz Hepi Andi Bastoni
[Ln]