TIM akademisi UI memperkenalkan metode Peace and Love untuk edukasi penanganan cedera olahraga pada Anak Usia Sekolah Menengah, Jumat (6/10/2023).
Tim Pengabdian Masyarakat dari Program Studi Fisioterapi Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di wilayah Kota Depok.
Kegiatan ini berfokus pada anak usia sekolah menengah atau remaja yang aktif melakukan olahraga.
Tim akademisi UI ini bekerja sama dengan club Taekwondo yang memiliki anggota anak-anak sekolah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sampai dengan sekolah menengah atas dari berbagai macam sekolah di Depok.
Ketua Tim Pengabdi, Riza Pahlawi, mengatakan, dengan banyaknya anggota club dari berbagai sekolah, edukasi tentang metode ini akan lebih massif.
“Pemilihan club yang anggotanya terdiri dari berbagai macam jenjang sekolah dan usia, akan membuat penyampaian informasi terkait penangan cedera olahraga dapat lebih luas lagi, karena anggota club bisa menjadi agent untuk menyebarkan informasi di sekolahnya masing-masing,” ujar ketua Tim Pengabdi, Riza Pahlawi yang merupakan dosen Program Studi Fisioterapi UI.
baca juga: Akademisi Fisioterapi UI Ajarkan Warga Desa Bunihara Deteksi Stroke Bagi Lansia
Akademisi UI Kenalkan Metode Peace and Love untuk Penanganan Cedera dalam Berolah raga
Penanganan cedera olahraga yang dikenalkan pada anak-anak adalah konsep “PEACE and LOVE”.
Konsep ini bermakna P: Protection; E: Elevation; A: Avoid Anti-Inflamation; C: Compression; E: Education; L: Load; O: Optimism; V: Vascularitation; E: Exercise.
Konsep penanganan cedera ini tidak hanya berfokus pada penanganan cedera pada fase awal atau akut, tetapi ini juga dijelaskan cara seorang atlet merespon kondisi cedera yang sudah terjadi sehingga atlet mampu kembali berprestasi dalam bidang olahraganya.
Program penyuluhan ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam sistem biomekanik pada tubuh atlet.
Selain itu, kegiatan ini juga untuk melatih kemampuan dasar atlet Taekwondo dalam menangani cedera olahraga yang menjadi resiko utama mereka sebagai seorang atlet.
Sebanyak 40 anak-anak dan remaja dari berbagai macam usia dan jenjang sekolah terlihat aktif mengikuti kegiatan, baik saat penyuluhan maupun saat workshop.
“Pelatihan penanganan cedera ini sangat kami perlukan sehingga anak-anak dalam club mengetahui cara menangani dan mengatasi cedera baik saat pertandingan maupun saat latihan sehingga dapat meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat fatal,“ ujar Saboeum Thoriq yang merupakan salah satu pelatih dalam club tersebut.
Seluruh anggota dan pengelola club menyambut baik kegiatan pelatihan ini.
Mereka berharap kegiatan pelatihan ini dapat membuat semua anggota dapat belajar, semakin terampil dalam menangani kondisi cedera olahraga sehingga dapat mengakselerasi perolehan prestasi atau medali bagi club dalam ajang kompetisi.[ind]