DALAM rangka merayakan World First Aid Day di bulan September, Hansaplast sebagai brand perawatan luka yang telah mendampingi keluarga selama lebih dari 100 tahun, aktif menggelar kampanye edukasi pertolongan pertama dan perawatan luka.
Hansaplast menunjukkan komitmennya melalui program Anak Siaga Hansaplast (yang telah rutin dilakukan sejak 2015) serta First Aid Conference yang ditujukan khusus untuk para tenaga kesehatan (perawat, dokter, dan apoteker) untuk yang kedua kalinya.
Baca Juga: Pentingnya Miliki Bekal Hidup Sehat Sesuai Sunnah bagi Muslimah
Rayakan World First Aid Day, Hansaplast Tingkatkan Komitmen untuk Edukasi Pentingnya Pengetahuan Pertolongan Pertama pada Luka
Di Tahun 2023, Hansaplast juga meluncurkan inovasi baru, yaitu plester luka ukuran besar – Hansaplast AQUA PROTECT XL+ yang merupakan plester kedap air dan Hansaplast SENSITIVE XL+ untuk kulit sensitif.
dr. Christopher Vierhaus, Group Brand Manager Health Care PT. Beiersdorf Indonesia menjelaskan, “Jutaan cedera ringan terjadi setiap tahunnya, dan pertolongan pertama yang tepat adalah cara terbaik untuk melindungi terhadap kemungkinan infeksi pada luka.
Itulah sebabnya, Hansaplast memiliki misi sosial global untuk mengedukasi 200.000 anak di seluruh dunia tentang pertolongan pertama dan perawatan luka sampai dengan akhir tahun 2025.
Di Indonesia, komitmen ini diwujudkan melalui Anak Siaga Hansaplast (ASH) yang telah diadakan sejak tahun 2015.
ASH ini merupakan program edukasi mengenai pertolongan pertama pada luka (P3K pada luka) kepada anak-anak usia sekolah di Indonesia.”
Sampai saat ini, program ASH sudah berhasil mengedukasi 2.185 guru, 81.470 orang tua, dan 101.028 murid sekolah dasar.
Meskipun demikian, edukasi aktif dan berkelanjutan mengenai pentingnya pertolongan pertama masih tetap dibutuhkan mengingat fakta hanya 3 dari 10 orang yang siap memberikan pertolongan pertama.
Yosephine Caroline, Senior Brand Manager Health Care PT Beiersdorf Indonesia berkata, “Bergerak dari fakta ini, tahun ini Hansaplast pun melakukan inovasi baru seperti program pelatihan khusus bernama Anak Siaga Champion, rangkaian edukasi mengenai pertolongan pertama pada luka di sosial media dan juga jingle baru Hansaplast.
Selain itu, untuk merayakan hari P3K Dunia tahun 2023, kami juga hadir di Car Free Day di Jakarta dengan serangkaian acara menarik yang mengedukasi serta pembagian sample produk gratis.
Sejalan dengan rangkaian aktivitas ini, kami juga menggelar Grebeg Pasar di 7 kota Indonesia untuk memberikan edukasi langsung kepada masyarakat Indonesia.”
Dengan tingkat kesadaran yang relatif masih rendah tersebut, Hansaplast juga melihat pentingnya melibatkan para tenaga kesehatan untuk meningkatkan awareness terhadap pertolongan pertama pada luka.
Hal ini selaras dengan visi brand Hansaplast untuk menjadi brand perawatan luka yang direkomendasikan oleh tenaga ahli kesehatan.
Hansaplast telah memulai inisiatif bekerja sama dengan tenaga kesehatan.
“Sejak 2022 lalu kami juga melibatkan para tenaga kesehatan untuk membangun awareness secara masif melalui program edukasi mengenai perawatan luka kepada apoteker melalui Hansaplast Wound Care Academy di 6 kota di Indonesia.
Selain itu, kami juga menyelenggarakan konferensi First Aid Conference untuk merayakan FIRST AID DAY (HARI P3K DUNIA) yang khusus ditujukan kepada perawat, dokter, dan apoteker.
First Aid Conference 2023 dihadiri oleh 2500 tenaga kesehatan secara online dan 300 tenaga kesehatan secara offline,” ungkap Vivilya Lukman selaku Head of Sales and SNCM Health Care PT Beiersdorf Indonesia.
Hansaplast ingin menekankan pentingnya untuk setiap orang mengerti mengenai P3K sehingga bisa membantu diri sendiri dan orang lain.
Hansaplast juga mengajak para tenaga kesehatan untuk membantu memberikan pengetahuan P3K kepada masyarakat Indonesia.
Pada konferensi tahun ini, dibahas juga tentang pentingnya platform digital untuk mengedukasi publik dengan harapan masyarakat Indonesia lebih mengerti mengenai P3K dan perawatan luka.
Dokter sekaligus edukator, dr. Kevin Mak, menekankan pentingnya platform digital untuk
mengedukasi publik.
“Masih banyak mitos yang beredar seputar perawatan luka di media sosial dan masyarakat cenderung percaya dengan informasi yang beredar di platform digital,” jelasnya.
Apabila para tenaga kesehatan juga bisa mengandalkan platform digital-nya untuk edukasi publik, maka itu akan mempercepat terbangunnya momentum kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya pertolongan pertama dan perawatan luka yang baik. [Cms]