HIDUP itu seperti air yang terus mengalir. Air mengalir dari tempat yang atas menuju ke bawah, dari yang terdahulu menuju yang berikutnya.
Para ahli hikmah akan memandang hidup sebagai gerak yang alami. Seperti Bintang gemintang yang terus berputar, berganti, dan bergiliran menghias cakrawala malam.
Tidak ada yang abadi dalam hidup ini. Apa pun yang saat ini di tangan, esok mungkin akan menjadi milik orang lain. Suka atau tidak.
Orang tua yang tidak menyukai anak-anaknya, karena sebab tertentu, boleh-boleh saja menahan hartanya untuk diberikan ke mereka.
Dengan catatan, selama orang tua masih hidup. Tapi ketika esok mempergilirkan kehidupan, semua yang dimiliki orang tua akan terwariskan ke anak-anak mereka.
Begitu pun dengan kekuasaan yang dimiliki seorang raja atau penguasa. Sekuat apa pun dia, tak seorang pun yang bisa menahan pergiliran hidup. Ada yang datang dan pergi. Ada yang lahir dan mati.
Kita hanya wayang yang ada saatnya tampil di atas panggung dunia ini, dengan peran-peran tertentu. Dan ketika lakon usai, sang wayang masuk peti. Peran baru pun dimainkan sosok yang lain.
Hidup ini seperti air. Tak bisa dipegang, digenggam, sekuat apa pun genggaman itu. Begitu pun variabel-variabel yang menyertai hidup pada diri seseorang. Siapa pun dia.
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani pernah memberikan nasihat, “Letakkanlah dunia sekadar di tanganmu. Dan jangan simpan ia di hatimu.”
Dunia adalah apa yang dimiliki. Apa saja: harta, kehormatan, termasuk kekuasaan. Jika ia berada di tangan, maka akan terus bergerak ke segala arah. Maslahatnya bisa ke banyak orang.
Tapi jika ia tersimpan dalam hati, bukan hanya maslahatnya menjadi beku, tapi sang pemilik hati pun akan merasa begitu sakit ketika harus berpisah dengan sang dunia.
Biarkan jatah hidup ini mengalir. Dari arah atas menuju tempat-tempat di bawah. Dari mereka yang terdahulu menuju ke generasi berikutnya.
Relakan dan lepaskan kapan pun aliran itu ingin mengalir. Bukan hanya dunia yang akan tiba saatnya meninggalkan kita. Kita pun pada saatnya akan meninggalkan segalanya. [Mh]