SURAH adh-Dhuha turun berkenaan dengan kesedihan dan kekhawatiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam karena tidak turunnya wahyu kepada beliau dalam beberapa waktu. Hal ini membingungkannya dan menyusahkan hatinya hingga ia menyangka bahwa Allah telah mengabaikan dirinya dan marah kepadanya.
Dalam suatu riwayat diceritakan:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah sakit sehingga tidak bangun selama dua atau tiga malam, lalu ada seorang wanita musyrik yang datang berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya ‘setanmu’ (wahyu dari Allah) telah meninggalkanmu, karena aku tidak melihat dia mendekatimu sejak dua atau tiga malam.” Maka Allah shallallahu ‘alaihi wa sallam berfirman,
“Wadh dhuhaa—Wallaili idzaa sajaa—Maa wadda’aka Rabbuka wamaa qalaa.”
Kenapa Allah bersumpah dengan dengan waktu dhuha (permulaan siang)?
- Waktu dhuha adalah waktu terbaik di siang hari. Diibaratkan sebagai waktu produktif manusia atau masa kejayaan.
- Waktu dhuha udara tidak panas dan tidak dingin.
Baca Juga: Surah Al-Baqarah 220, Anak Yatim adalah Saudara Kita
Pesan-Pesan Kebaikan dalam Surah Adh-Dhuha
Di malam hari yang gelap adalah waktu manusia beristirahat. Di waktu ini ketenangan menjadi nikmat yang hadir pada manusia.
Sebenarnya Allah tidak meninggalkan nabi Muhammad karena tidak turun wahyu dalam waktu yang cukup lama. Allah tetap mempercayai Nabi dan Allah tidak membencinya. Maka melalui turunnya surat ini Allah menenangkan Nabi Muhammad.
Demikian pula bagi kita, saat tertimpa musibah atau saat kita telah melakukan kemaksiatan bukan berarti Allah mengabaikan kita.
Allah tetap memperhatikan kita, Ia masih memberi kesempatan kepada kita untuk bertaubat. Walaupun doa-doa kita belum dikabulkan, bukan berarti Allah mengabaikan kita namun karena Allah ingin menguji seberapa besar keimanan kita kepada Allah.
Kehidupan di akhirat itu lebih baik, karena di dalamnya terdapat kemuliaan-kemuliaan bagi daripada kehidupan dunia.
Oleh karena itu kita tidak perlu khawatir dengan segala kekurangan yang kita miliki berkiatan dengan dunia, jika kita ridho dan berharap rahmat Allah maka kehidupan akhirat lebih menarik di mata dan hati kita.
Kalau kita ikhlas dan benar dalam melakukan pekerjaan kita dengan diiringi niat mencari ridho Allah maka kita tidak perlu khawatir.
Walaupun banyak halangan dan rintangan hasilnya akan terlihat baik di dunia maupun di akhirat. Namun menikmati hasil di akhirat jauh lebih baik daripada di dunia.
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآَوَى (6) وَوَجَدَكَ ضَالًا فَهَدَى (7) وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى (8)
6. Bukankah Allah mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? 7. Dan Allah mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. 8. Dan Allah mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan
Dahulu Nabi Muhammad dilahirkan sebagai anak yatim, namun Allah tetap menjaganya dan menyelamatkannya dari bencana.
Dahulu Nabi saw juga kebingungan melihat banyak keburukan disekitarnya, ia tidak tahu bagaimana cara meluruskan orang-orang sekitarnya dari penyimpangan, lalu Allah memberinya petunjuk berupa wahyu dan membimbingnya untuk berdakwah kepada manusia.
Dahulu Nabi saw juga seorang yang miskin, tidak mampu, dan tidak mempunyai apa-apa lalu Allah menjadikannya seseorang yang pandai berdagang hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi seseorang yang berkecukupan.
Sebagaiman dahulu Nabi Muhammad dipelihara dan dijaga oleh Allah, maka Allah memerintahkan Nabi saw untuk memuliakan anak-anak yatim dan membantunya memenuhi kebutuhan hidup. Serta tidak menyakiti maupun merampas hak-haknya.
Ayat ini juga mengajarkan kita bahwa selalu ingat masa-masa saat kita sedang kesulitan lalu Allah memberi jalan kemudahan. Dengan begitu kita akan lebih berempati kepada orang-orang yang sedang mengalami kesulitan seperti yang kita alami dahulu.
Tolonglah orang-orang yang kesusahan dengan kemampuan apapun yang kita miliki. Jangan pernah mencaci dan menghina mereka, walaupun dahulu kita pernah dicaci dan dihina oleh orang lain.
Saat kita berada di masa-masa senang maka jangan pernah lupa untuk bersyukur. Selalu ingat bahwa Allahlah yang memberi kesenangan sehingga kita bisa bersyukur dan selalu ingat bahwa Allah yang mendatangkan ujian sehingga kita bisa bersabar.
Tujuan kita hidup di dunia adalah mencari ridho Allah dalam keadaan senang maupun sedih.
[Ln]