Oleh: Wulan Darmanto (penulis buku Keluarga)
ChanelMuslim.com-Kira-kira kalau saya nulis soal artis (lagi) pada muntah nggak?
Lha piye dong… setelah lama termenung di kamar, kok yang terfikir untuk ditulis adalah soal berita lawas sepasang artis. Eh ini layak disebut artis nggak ya? Okelah..kita sebut orang beken saja ya. Mereka adalah Taqy dan Alma, yang dikabarkan akan bercerai padahal baru tiga bulan menikah.
Taqy ini adalah hafidz muda Indonesia, yang punya banyak follower di instagram. Yang disebut-sebut sebagai hafidz ganteng dan satu geng dengan Muzzamil Hasballah (siapa pula ini?) ya intinya hafidz yang terkenal gitu lah ya…
Lalu Alma adalah selebgram yang anak pengacara tajir bernama Sunan Kalijaga. Alma ini dekat dengan Awkarin (tahu lah ya siapa awkarin ini. Yang belum tahu mungkin bisa di-gugel) lalu memutuskan berhijrah, dan menikah di usia muda dengan Taqy. Kalau nggak salah, usianya saat menikah adalah 18 tahun. Usia dimana seorang gadis muda baru saja lulus SMA.
Lha… kenapa kok saya jadi latah ngikuti berita mereka, karena pasangan ini menarik.
Pertama, mereka berani nikah muda. Habis nikah langsung LDR pula (Taqy kuliah di Mesir). Kedua, saya salut dengan keberanian Taqy menikahi wanita yang mungkin level pemahaman agama-nya jauh di bawah dia. Taqy ini hafidz, dan hidup dalam keluarga dengan pemahaman agama yang baik. Lalu gadis pilihannya adalah Alma yang gaul, Alma yang tahu seluk beluk dunia clubbing, Alma yang anak orang kaya, dan Alma yang baru saja hijrah.
Akan lebih mudah bagi Taqy, mungkin, jika memilih gadis yang sudah kokoh dalam hijrahnya. Mungkin macam Muzammil kala memilih Sonia (Sonia siapa lagi? Gugel sendiri ya )tapi dia memilih Alma dan bertekad membimbing Alma menjadi pribadi yang lebih baik: bagi saya ini mengagumkan.
Lalu mereka pun menikah. Lalu warganet baper. Lalu mereka dinobatkan sebagai relationship goals layaknya Muzammil, layaknya Alfin putra ustadz Arifin Ilham, lalu mereka LDR di H+7 setelah menikah, lalu boooommmmm….. mereka dikabarkan akan bercerai.
Beredar kabar, Taqy tidak suka dengan Alma yang pakai celana saat liburan. Taqy nggak suka Alma menjawab chat-nya dengan kata “apose”. Di sisi lain, Alma kecewa dengan Taqy yang tidak lemah lembut dalam membimbingnya berhijrah.
Alasan ini yang beredar. Alasan lain sih hanya mereka berdua saja pastinya yang tahu.
Nah.. sebelum mereka memutuskan bercerai pun warganet disuguhi banyak drama. Alma yang dinilai terlalu banyak mengumbar masalah pribadi di sosmed, diimbangi pula dengan pihak Taqy yang menggelar jumpa pers. Pernikahan dua anak muda ini jadi begitu gaduh. Terlalu banyak hal yang membuat miss focus.
Saat membaca berita demi berita itu, yang terlintas di batin saya cuma satu: Dua anak manusia yang saling jatuh cinta ini hanya butuh ketemu.
Ketemu, pelukan melepas kangen, sayang-sayangan, lalu bicara dari hati ke hati. Drama ini terjadi dalam bentang Jakarta-Kairo. Perang dilakukan lewat sosmed. Padahal mungkin kalau mereka bertemu, amprogan istilahnya, bisa aja setelahnya happy ending.
Ini analisa sotoy saya aja sih.. sebab saya pernah jadi gadis muda seperti Alma. Yang labil dan caper ampun-ampunan.
Usia 18 tahun, ya jangan dituntut se-dewasa Raisa yang menikah di usia 27 tahun. Saya jadi membayangkan berada di posisi Alma. Masih pengantin baru, dengan segudang kekaguman dan rasa cinta kepada suami (kabarnya Alma yang berinisiatif duluan berkenalan dengan Taqy), lalu ditinggal suami hanya seminggu setelah nikah. Ninggalinnya bukan cuma ke Bekasi ceu, tapi ke luar negeri untuk urusan study.
Apa yang saya rasakan? Kangen berat pastinya.
Lalu di sisi lain, Taqy di sana ada tanggung jawab study. Ada masalah pribadi, masalah perkuliahan, masalah sosial yang harus ia tuntaskan.
Fokus Taqy ada pada studi-nya. Sementara fokus Alma ada pada suaminya. Di sinilah ketimpangan pertama mulai terjadi.
Lalu yang terjadi berikutnya adalah, gadis muda yang rindu suaminya ini mulai memberi kode, mulai merajuk, bahasa kerennya “caper” di sosmed.
Alma hanya ingin diperhatikan, dicintai, seperti halnya pasangan baru. Pasangan lama saja belum tentu kuat LDR, lha ini pengantin gress. Di sini saya benar-benar bisa memahami isi hati Alma.
Tapi apa Taqy salah? Ya enggak juga sih. Dikira study di luar negeri itu gampang apa. Dia fokus pada study-nya, pertanda dia lelaki yang bertanggung jawab kan. Dia menilai Alma labil hanya karena sering baper di sosmed, ya wajar juga. Di usia yang masih muda, mungkin jam terbang Taqy dalam memahami wanita masih sangat rendah.
Ketimpangan kedua, Taqy ini hafidz dan Alma adalah wanita yang baru saja berhijrah dari masa lalu yang sangat jauuuh berbeda dari Taqy. Bagi Taqy, celana sangat mengganggu. Bagi Alma, mungkin kasarannya, “masih mending aku pakai celana, daripada pake rok seatas lutut?” Alma kesulitan mengakselerasi Taqy. Taqy tidak punya banyak ruang dan waktu untuk membimbing istrinya secara langsung.
Ditambah, kedua belah keluarga akhirnya terlibat.. kedua insan ini tidak kunjung bertemu (dan berpelukan), masalah yang terlempar ke publik sudah telanjur digoreng oleh keluarga. Jadi makin rumit deh.
Sedih ya…
Sebagai penonton, saya ingin mereka tetap bertahan. Sebab saya kok nyaris yakin, pangkal masalahnya adalah rasa kangen yang sulit dibendung, lalu diungkapkan dan direspons balik dengan cara yang “unik”.
Sekali lagi ini cuma ke-sotoy-an saya saja. Semoga salah.
Menikah sekufu (satu level, baik level agama maupun level ekonomi sosial) itu saja sudah banyak masalah, butuh adaptasi dan saling pengertian. Apalagi pernikahan beda kufu seperti yang mungkin terjadi pada pernikahan pasangan muda ini.
Semoga apapun yang terjadi, Alma dan Taqy bisa mengambil hikmah besar dari peristiwa ini.
Untuk adik-adik kita yang ingin menikah muda: Taqy dan Muzammil ini hanya contoh belaka. Yang ndilalah nasib pernikahannya berbeda. Tapi percayalah, menikah tidak cuma butuh cinta dan uang. Nikah butuh kedewasaan. Usia bisa jadi bukan parameter kematangan seseorang. Tapi setidaknya usia memberi keleluasaan dalam hal pengalaman, yang nantinya berperan membentuk kedewasaan juga.
Cinta memang bisa menghantarkan kita menuju pernikahan. Namun percayalah: pernikahan tidak akan cukup jika di dalamnya hanya tersaji cinta….
(Ind)
Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10211342681022938&id=1238259057