KEBERKAHAN usia ulama. “Aku tak pernah melihat pelita di rumahnya padam selama 10 tahun.” Ucapan itu tak hanya disampaikan satu orang, namun beberapa tetangganya memberikan kesaksian yang sama.
Rumah yang tak pernah padam pelitanya itu adalah rumah Zakiyyuddin Abdul ‘Adhim bin Abdul-Qawiy bin Abdullah bin Salamah Abu Muhammad Al-Mundziri, atau lebih dikenal dengan Imam Al Mundziri.
Apa pasal? Ternyata, sepanjang hidupnya ulama asal Mesir itu menghabiskan hidupnya untuk belajar, mengajar dan menulis kitab.
Karyanya tak kurang 90 jilid kitab dalam bidang ilmu hadits. Di antaranya “At-Targhib wat-Tarhib”, “Mukhtashar Shahih Muslim”, “Syarhul-Tanbih li Abi Ishaq Asy-Syirazi fil-Fiqhisy-Syaafi”.
Lebih menakjubkan lagi, ia membuat salinan karyanya sebanyak 700.000 kali. Seperti diketahui, pada masa itu kitab diperbanyak dengan cara disalin secara manual.
Allahu akbar! Betapa berkah usianya.
Baca juga: Konsentrasi ala Ulama
Keberkahan Usia Ulama
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis, keberkahan usia juga mengiringi langkah Imam Syarafuddin an-Nawawi atau yang lebih dikenal Imam Nawawi.
Allah “hanya” memberinya jatah usia 45 tahun. Namun karyanya mencapai ratusan ribu lembar serta puluhan jilid besar dalam berbagai bidang keilmuan.
Di antara kesibukannya menulis, ia juga masih “sempat” membaca ribuan kitab. Salah satunya, kitab al-Wasith yang berjilid-jilid pernah diulang dibaca sebanyak 400 kali.
Coba bandingkan, pernahkah kita terpikir untuk mengulang membaca buku yang sama dari depan sampai selesai, diulang 10 kali saja?
Di zaman ketika semua karya tulis harus benar-benar ditulis secara manual, ada masanya harga selembar kertas lebih mahal dari selembar kain untuk baju, Imam at-Thabari telah menulis tafsir Alquran sebanyak 30.000 lembar.
Itu belum termasuk kitab sejarah lengkap yang juga ditulisnya sebanyak 30.000 lembar. Total perkiraan karya yang pernah ditulisnya tak kurang dari 70 ribu hingga 80 ribu lembar.
Bahkan, jika dirinci lebih detail lagi ada yang mencatat karyanya mencapai 358.000 lembar.
View this post on Instagram
Apa rahasianya hingga para ulama terdahulu bisa menulis karya yang sedemikan spektakulernya? Ternyata, Allah berikan keberkahan usia yang tiada tara.
Imam Dzahabi menuliskan bahwa Imam Nawawi pernah tidak tidur dalam posisi telentang selama 2 tahun. Ia hanya tidur sekejap dalam posisi duduk setiap harinya.
Semoga Allah juga berikan keberkahan di sisa usia kita. Usia yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
Jazakallahu khairan untuk semua doa baik yang dikirimkan pada saya hari ini. Doa yang sama untuk semuanya.[ind]