BAGAIMANA hukumnya menepuk pundak seseorang untuk menjadikannya sebagai imam shalat wajib, tetapi ternyata dia sedang shalat sunnah? Ini termasuk pertanyaan yang paling sering diterima oleh Ustaz Farid Nu`man.
Misal, saat orang sedang shalat ba’diyah, tahu-tahu datang orang menjadi makmumnya dan dia shalat wajib. Ada orang yang memberikan kode dengan tangannya dengan kode menolak, karena menurutnya itu tidak boleh sebab dia sedang shalat sunnah. Bagaimanakah sebenarnya?
Baca Juga: Shalat Sunnah yang Ganjarannya Surga
Menepuk Pundak Seorang yang Shalat Sunnah untuk Menjadikan Imam Shalat Wajib, Bagaimana Menyikapinya?
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu berkata:
أن معاذ بن جبل رضي الله عنه كان يصلي مع النبي صلى الله عليه وسلم ثم يأتي قومه فيصلي بهم الصلاة ، فقرأ بهم البقرة … فقال النبي صلى الله عليه وسلم : … اقرأ (والشمس وضحاها) و (سبح اسم ربك الأعلى)
Bahwa Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, pernah shalat berjamaah bersama Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, kemudian setelah itu dia mendatangi kaumnya untuk shalat bersama mereka, dia menjadi imam bersama mereka dengan membaca Al Baqarah, maka Nabi bersabda: “Bacalah Asy Syams dan Adh Dhuha, dan Sabbihisma Rabbikal a’la.” (H.R. Bukhari No. 5755, Muslim No. 465)
Kisah ini menunjukkan bolehnya makmum mengangkat imam yang shalat sunnah. Mu’adz bin Jabal sudah melaksanakan shalat wajibnya, dan apa yang dilakukannya yaitu menemani kaum itu menjadi imam mereka dihitung sebagai shalat sunnah, dan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidak mengingkarinya bahkan justru mengajarkan surat yang sebaiknya dibaca.
Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan:
هذا الحديث : جواز صلاة المفترض خلف المتنفل ؛ لأن معاذاً كان يصلِّي الفريضة مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فيُسقط فرضَه ثم يصلِّي مرة ثانية بقومه هي له تطوع ولهم فريضة
Hadits ini menunjukkan kebolehan shalat wajib di belakang shalat sunnah. Karena dahulu Mu’adz telah shalat wajib bersama Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam maka sudah gugur shalat wajibnya, lalu yang dia lakukan kedua kalinya adalah sunnah baginya, adapun bagi kaumnya adalah wajib. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 4/181)
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid mengatakan:
لا حرج أن يأتم المفترض بالمتنفل ، فقد ثبت أن معاذ بن جبل رضي الله عنه كان يصلي مع النبي صلى الله عليه وسلم العشاء ، ثم يرجع إلى قومه فيصلي بهم العشاء إماماً فتكون له نافلة ولهم فريضة
Tidak masalah bagi orang yang melaksanakan shalat wajib bermakmum kepada yang shalat sunnah. Telah shahih bahwa Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu shalat ‘Isya bersama Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Lalu dia kembali kepada kaumnya, dan dia menjadi imamnya di sana, maka hal itu baginya adalah sunnah dan bagi mereka adalah wajib. (Fatawa Al Islam Su’aal wa Jawaab No.153386) Demikian. Wallahu A’lam. [Cms]
Sumber: Alfahmu.id – Website Resmi Ustaz Farid Nu’man.