MUDIK sudah menjadi ritual yang tak mungkin ditinggalkan. Ada muatan agama, muatan sosial, ekonomi, dan keharmonisan keluarga.
Muatan Agama
Kalau ditanya apa dalil agama yang memerintahkan untuk mudik, memang tidak akan ditemukan. Tapi muatan mudik juga sarat perintah ajaran agama, antara lain bersilaturahim dan birrul walidain.
Hal ini karena sebagian besar penduduk kota-kota besar di Indonesia bisa dibilang lebih separuhnya warga asli daerah. Wajar jika di momen bahagia seperti Lebaran, fokus silaturahimnya kembali ke kampung halaman di mana sanak kerabat dan orang tua masih tinggal di sana.
Di kampung halaman itulah, mereka menjadikan momen Lebaran untuk kembali merajut tali rahim yang sempat terbengkalai selama hampir satu tahun.
Muatan Sosial
Secara hubungan sosial, mudik merupakan mekanisme otomatis pereda ketegangan hubungan antara warga kota dan daerah.
Mungkin saja ada kesenjangan sosial di antara keduanya. Satu sisi, kota hidup begitu makmur, sementara di sisi lainnya, daerah, hidup dalam keadaan pas-pasan. Meskipun ada beberapa daerah hidup dalam gelimang kecukupan.
Mudik merekatkan kembali kesenjangan itu. Dengan mudik, terjadi transformasi sosial antara kota dan daerah. Terjadi pertukaran informasi, terjadi pertukaran peluang bisnis, dan lainnya.
Muatan Ekonomi
Jangan anggap enteng potensi ekonomi dalam kegiatan mudik Lebaran. Diperkirakan, jumlah pemudik yang berkunjung ke daerah sebanyak hampir seratus juta orang.
Mereka mudik tidak sekadar membawa diri. Tapi juga membawa uang, informasi bisnis, modal aset, dan sebagainya. Hal ini akan menjadi peluang bisnis dari kota ke daerah, atau sebaliknya.
Berapa jumlah uang yang diperkirakan beredar di daerah selama mudik? Jumlahnya begitu fantastis. Diperkirakan bisa mencapai 300 triliun rupiah.
Dengan kata lain, kegiatan mudik bisa menjadi katalisator kesenjangan ekonomi antara kota dan daerah. Meskipun hal itu tidak secara sengaja terjadi.
Inilah keunikan sekaligus keunggulan serba-serbi mudik di negeri ini. Muatan-muatan itu bisa dibilang sebagai potret makro atau skala besarnya, skala kecilnya tentu akan lebih dinamis dan menarik lagi.
Seperti apa detil-detil dari serba-serbi mudik, bahasan fokus kali ini insya Allah akan mengulas hal itu. Semoga bermanfaat. [Mh]