KORUPSI masih tinggi, investasi sulit tumbuh dan ekonomi gagal meroket. Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Byarwati, (18/04/2023).
Anis menyatakan prihatin dan miris melihat maraknya kasus korupsi di Indonesia, kasus OTT Walikota Bandung yang belum setahun menjabat menambah panjang daftar kasus korupsi pejabat negara.
“Selain kepercayaan rakyat menurun kepada pejabat publik, maraknya kasus korupsi juga menghambat investasi”, katanya di Komplek Perumahan DPR RI.
Menurut anggota Komisi XI DPR RI ini Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tercatat sebagai yang terendah di era Reformasi, sebesar 34 poin dari skala 0-100 pada 2022.
“IPK Indonesia pada 2022 menempati peringkat ke-110, padahal sebelumnya berada di peringkat ke-96 secara global, penurunan ini berarti ada masalah yang tidak dibenahi,” ujarnya.
Baca Juga: Saran untuk Semua Bapak: Jangan Korupsi
Korupsi Masih Tinggi, Investasi Sulit Tumbuh dan Ekonomi Gagal Meroket
Wakil Ketua BAKN DPR RI ini menyebut bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan Bank Dunia, satu satu hambatan utama bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia adalah korupsi.
“Padahal Indonesia memerlukan banyak investasi terutama direct investment agar terjadi akselerasi dalam perokomian kita, terutama paska pandemi, investasi di IKN juga kurang laku jika korupsi masih tinggi,” katanya.
Seperti diketahui, Walikota Bandung Yana Mulyana ditangkap KPK dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) atas dugaan tindak pidana suap, pengadaan CCTV dan Internet Smart TV, Jumat (14/04/2023).
Legislator perempuan PKS ini menyebut membaiknya fiskal Indonesia beberapa tahun belakangan lebih didorong oleh kenaikan harga komoditas.
Menurutnya, pemerintah harus mendorong ekonomi ditumbuhkan melalui investasi.
“Tentunya, investasi yang dapat memberikan nilai tambah produk, dan menyerap tenaga kerja, sehingga menurunkan angka kemiskinan,” katanya.[ind]