MENJELANG Hari Zakat Nasional, Forum Zakat menampilkan sosok-sosok perempuan pegiat Gerakan Zakat Indonesia. Sekretaris Umum Forum Zakat, Irvan Nugraha menjelaskan, banyak program Lembaga Zakat yang concern terhadap pemberdayaan perempuan baik pada aspek kesehatan, pendidikan maupun ekonomi.
“Kami menyadari bahwa Perempuan adalah entitas penting dalam masyarakat, pondasi utama dalam keluarga,” ungkap Irvan saat sambutan pada acara Hari Zakat Nasional 2023 bertajuk Pahlawan Perempuan Zakat, Senin (17/4/2023).
Ia melanjutkan, “Pada Hari Zakat Nasional yang jatuh pada 27 Ramadan menjadi momentum yang perlu dioptimalkan untuk memperkuat dan memperbanyak syiar zakat, kami mengajak masyarakat untuk membayar Zakat melalui lembaga agar memperluas manfaatnya.
Baca Juga: Sebaik-baik Shalat Perempuan adalah di Rumah
Hari Zakat Nasional 2023, Forum Zakat Tampilkan Sosok Perempuan Pahlawan Zakat
Pengelolaan zakat untuk perempuan adalah salah satu contoh konkrit perluasan manfaat dari zakat,”
Senada, Pengurus Bidang Inovasi, Humairoh Anahdi mengatakan perempuan memiliki suatu keunggulan yakni memiliki empati yang lebih besar dibandingkan laki-laki.
“Dalam hal pengelolaan zakat, empati inilah poinnya,” kata dia.
“Keterlibatan perempuan di lingkungan sosial tetap bisa sejalan dengan fitrahnya sendiri. Salah satunya ketika terjadi bencana, dan perempuan menjadi aktor utama untuk terlibat di sana,” tuturnya.
Hal ini turut diamini oleh Direktur Fundraising Dompet Dhuafa, Etika Setiawanti, menurutnya peran perempuan juga luar biasa tanpa mengurangi sisi fitrahnya.
“Di Dompet Dhuafa, manajemen melibatkan perempuan, lebih dari 40 persen. Dalam perekrutan, tidak memandang laki-laki dan perempuan, termasuk saat memilih Da’i,”
Tak hanya itu, penerima manfaat Dompet Dhuafa juga memastikan secara langsung dan tidak langsung diisi perempuan.
“Kami punya program yang berkoordinasi dengan Kementrian PPPA yaitu pemberdayaan perempuan di Bali untuk menjadikan mereka woman entrepreneur, kemudian RS Dompet Dhuafa, LKC dan Klinik baik di berbagai kota baik itu bidan, dokter, perawat banyak yang perempuan.
Serta masih banyak lagi program yang melibatkan perempuan. Semua program yang melibatkan perempuan di dalamnya memiliki hasil yang tidak kalah dari laki-laki,” bebernya.
Lembaga zakat, kata dia, membangun kader perempuan bisa dengan mental, sehingga perlunya mengubah mindset dengan pendampingan agar lebih maju.
Sementara, Perwakilan Komunitas Jurnlis Berhijab, Zahra mengatakan perempuan memang harus memiliki kesadaran akan keterlibatan di bidangnya, termasuk Zakat.
“Dan yang pasti harus saling support dan menyadari bahwa harus saling membangun dan terlibat,”
Secara terpisah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Bintang Puspayoga mengatakan zakat juga menjadi salah satu bentuk dalam mendorong rasa solidaritas dan tenggangrasa kepada kelompok rentan khususnya masyarakat miskin termasuk perempuan dan anak-anak di dalamnya.
“Telah banyak praktek baik kolaborasi kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dengan asosiasi Forum Zakat dalam membantu perempuan dan anak saat terdampak covid-19, demikian juga yang terdampak bencana termasuk ijtihad zakat untuk program kekerasan perempuan dan anak,” tuturnya.
Saya yakin seluruh kebaikan dapat membawa ketenangan dan kebahagiaan bagi pemberinya. “Bersama-sama kita menjaga dan merawat Indonesia menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera,” tandasnya.
Terakhir, salah satu penerima manfaat, Ibu Lera yang kehilangan suaminya saat Pandemi Covid-19 2021 lalu menyampaikan rasa terima kasihnya kepada lembaga zakat.
“Saya berterima kasih, atas bantuan yang diberikan oleh Baitulmaal Hidayatullah (BMH) kepada kami sejak keluarga kami terdampak Covid,” ungkapnya. [Ln]