DALAM rangka mensyiarkan dakwah zakat khususnya pada bulan Ramadan, LAZ Al Azhar kembali menyelenggarakan Zakat Day 2023 dengan tema “Digital Economic Transformation” pada hari Ahad, (16/4/2023) di Masjid Agung Al Azhar.
Acara ini menghadirkan narasumber seperti Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia, drg. Muhammad Arief Rosyid, M.K.M., dan Founder Fatih Indonesia, Fahmi Hendrawan, M.B.A.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Balita, LAZ Al Azhar Bantu Melalui Pemberian Makan Tambahan (PMT)
Syiarkan Dakwah Zakat, LAZ Al Azhar Gelar Zakat Day dengan Tema Digital Economic Transformation
Direktur Eksekutif LAZ Al Azhar H Daram dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk mendukung ekonomi syariah di Indonesia, zakat wajib dikeluarkan dengan melihat potensi besar dari mayoritas penduduk Indonesia yaitu 87% lebih beragama Islam.
“Saya kira konsep zakat, infak, sedekah dan wakaf akan menjadi solusi yang terbaik dalam menopang konsep ekonomi syariah. Oleh karena itu LAZ Al Azhar sebagai lembaga zakat nasional dan salah satu unit yang ada di lingkungan Yayasan Pesantren Islam Al Azhar setiap tahun menyelenggarakan kegiatan zakat day dengan harapan dapat menjadi bagian dari pada literasi untuk umat muslim terutama dalam hal pelaksanaan implementasi ziswaf karena potensi yang besar itu.
Maka, hadirnya lembaga amil zakat dan lembaga filantropi merupakan bagian dalam rangka menguatkan ekonomi umat Islam,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua YPI Al Azhar Bidang Dakwah dan Sosial Dr. Zahrudin Sulthoni, M.Ag mengatakan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia miskin adalah umat Islam.
Maka dari itu LAZ Al Azhar hadir untuk memberdayakan mereka dengan berbagai program pemberdayaan dengan tujuan dapat mengubah mustahik menjadi muzakki. Ikhtiar ini berhasil mendapat apresiasi dari BAZNAS Award 2023 sebagai LAZ Terbaik Pencetak Muzakki dari Mustahik.
Pengusaha fesyen muslim Fahmi Hendrawan mengatakan ketika sedang menjalankan sebuah bisnis, tentunya terdapat beberapa hal yang menjadi kekhususan seseorang dalam menjalani bisnisnya.
Fatih Indonesia misalnya, sebuah brand baju koko kekinian yang rupanya mampu bersaing dengan brand-brand lain yang lebih lama dan lebih terkenal. Beberapa hal yang menjadi kekhususan Fatih Indonesia dalam proses menjalani bisnisnya adalah 3P, yaitu people, profit dan juga planet.
“People bermakna sebisa mungkin saat ini bagaimana caranya kita bisa memberikan manfaat minimal untuk orang-orang sekitar kami seperti para pembatik lokal.
Kedua profit, tentunya sebuah bisnis pasti membutuhkan profit yang ketiga atau terakhir yakni planet, artinya bagaimana caranya saat ini juga bermanfaat untuk lingkungan.
Stability kain yang dihasilkan pun agar tidak menjadi banyak limbah yang bermunculan. Konsep 3P inilah yang Fatih Indonesia jalankan sampai sekarang.” ujar Founder Fatih Indonesia.
Sementara itu, narasumber kedua drg. Muhammad Arif Rosyid, M.K.M., mengatakan berkenaan dengan Zakat Day, ia turut menyampaikan bahwa setiap bulan Ramadan BSI menggandeng masjid-masjid untuk memperkenalkan tentang ekonomi dan keuangan syariah.
“Kalau sekarang masih di sekitar 17 masjid di seluruh Indonesia, mungkin ke depan ya dengan sukarela kita bersama-sama untuk mendorong misalnya, karena kalau orang banyak bayar zakat di masjid bisa punya dampak terhadap pengurangan kemiskinan.
Berapa orang berapa orang pengusaha yang lahir dari situ misalnya, dan seterusnya dan seterusnya. Jadi mungkin strategi itu yang perlu kita pikirkan sehingga orang itu tidak lagi awang-awang gitu ya disuruh bayar zakat tapi enggak pernah kelihatan dampak zakat di depan mata kita,” sambung orang yang menjabat sebagai Komisaris Independen BSI tersebut.
Acara Zakat Day kemudian dilanjutkan dengan berdonasi zakat (fitrah dan mal) secara bersama-sama melalui petugas zakat LAZ Al Azhar yang telah disediakan. [Cms]