DALAM surat At-Takwir ayat 1-14, Allah mengungkapkan tentang kapan manusia akan mengetahui apa yang dikerjakannya selama di dunia. Jadi, manusia tidak bisa menyangkal apabila pernah mengerjakan perbuatan dosa.
Oleh sebab itu, kita perlu selalu berhati-hati dalam hidup ini agar tidak terjerumus dalam perbuatan dosa.
Baca Juga: Surat Abasa Ayat 33-42, Situasi pada Hari Kiamat
Surat At-Takwir Ayat 1-14, Manusia Kelak akan Mengetahui Apa yang Dikerjakannya Selama di Dunia
اِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْۖ
Apabila matahari digulung, (At-Takwir: 1)
وَاِذَا النُّجُوْمُ انْكَدَرَتْۖ
apabila bintang-bintang berjatuhan, (At-Takwir: 2)
وَاِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْۖ
apabila gunung-gunung dihancurkan, (At-Takwir: 3)
وَاِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْۖ
apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak terurus), (At-Takwir: 4)
وَاِذَا الْوُحُوْشُ حُشِرَتْۖ
apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, (At-Takwir: 5)
وَاِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْۖ
apabila lautan dipanaskan, (At-Takwir: 6)
وَاِذَا النُّفُوْسُ زُوِّجَتْۖ
apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh), (At-Takwir: 7)
وَاِذَا الْمَوْءٗدَةُ سُىِٕلَتْۖ
apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, (At-Takwir: 8)
بِاَيِّ ذَنْۢبٍ قُتِلَتْۚ
“Karena dosa apa dia dibunuh,” (At-Takwir: 9)
وَاِذَا الصُّحُفُ نُشِرَتْۖ
apabila lembaran-lembaran (catatan amal) telah dibuka lebar-lebar, (At-Takwir: 9)
وَاِذَا الصُّحُفُ نُشِرَتْۖ
apabila lembaran-lembaran (catatan amal) telah dibuka lebar-lebar, (At-Takwir: 10)
وَاِذَا السَّمَاۤءُ كُشِطَتْۖ
apabila langit dilenyapkan, (At-Takwir: 11)
وَاِذَا الْجَحِيْمُ سُعِّرَتْۖ
apabila (neraka) Jahim dinyalakan, (At-Takwir: 12)
وَاِذَا الْجَنَّةُ اُزْلِفَتْۖ
dan apabila surga didekatkan, (At-Takwir: 13)
عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّآ اَحْضَرَتْۗ
setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya. (At-Takwir: 14)
Dalam tafsir Tahlili, dijelaskan bahwa jika semua peristiwa-peristiwa yang disebutkan sebelum ayat ini telah terjadi, tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.
Sebagian besar dari manusia ketika hidup di dunia tertipu oleh godaan setan. Mereka akan menjumpai amal perbuatan mereka pada hari Kiamat tidak diterima oleh Allah bahkan dijauhkan dari rahmat-Nya dan berada di bawah murka-Nya.
Orang-orang yang amal perbuatannya diselubungi dengan ria, tidak mendapat faedah dari amalnya itu kecuali sekadar kepayahan dan kesulitan. Setiap orang wajib memandang kepada amal perbuatannya dengan kacamata agama dan menimbangnya dengan timbangan yang benar, sebab Allah tidak menerima amal perbuatan melainkan yang muncul dari hati yang penuh dengan keimanan dan keikhlasan. [Cms]