SUAMI istri di masa salafus shaleh selalu berusaha melakukan amal-amal terbaik di bulan Ramadan yang mulia. Seperti itu pula di masa kini yang dilakukan oleh suami dan istri yang membangun keluarga dengan keshalihan dan keistiqomahan.
Adapun amal-amal terbaik di bulan Ramadan adalah sebagai berikut:
Baca Artikel Sebelumnya: Amal-Amal Terbaik di Bulan Ramadan (Bag.4)
5. Berinfak dan bersedekah
Berinfak dan bersedekah di bulan Ramadan merupakan salah satu amal terbaik di bulan yang mulia ini. Sehingga Allah menetapkan kewajiban mengeluarkan zakat fitrah di bulan Ramadan.
Sedangkan Rasulullah bersikap lebih dermawan di bulan Ramadan dari pada bulan lainnya, kedermawanannya lebih merata dari pada angin sepoi-sepoi yang menerobos ke seluruh pelosok karena banyak berbagi kepada masyarakat yang fakir, miskin, yatim dan dhu’afa.
Amal-Amal Terbaik di Bulan Ramadan (Bag.5)
Dalam suatu riwayat disebutkan:
كَانَ اللهِ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ في رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيل. فإذا لقيه جبريل كان أجود بالخير من الريح المرسلة” (رواه البخاري)
“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan dia adalah orang yang paling murah hati di bulan Ramadan ketika Jibril bertemu dengannya. Ketika Jibril bertemu dengannya, dia lebih murah hati dengan kebaikan daripada angin yang berhembus” (HR Bukhari).
Sungguh, sedekah di bulan Ramadan itu termasuk amal yang terbaik. Sehingga pada setiap kedatangan awal bulan Ramadan, Allah mengutus Malaikat untuk mengingatkan orang-orang beriman agar rajin bersedekah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إذا كانت أول ليلة من رمضان، نادى منادٍ؛ يا باغي الخير أقبل، ويا باغي الشر أقصر” (رواه ابن ماجه)
“Jika ini adalah malam pertama Ramadan, maka ada (Malaikat) yang memanggil : Wahai pencari kebaikan, lanjutkan, dan wahai pencari kejahatan, hentikan ”(HR. Ibnu Majah).
Karena itu, Rasulullah sangat dermawan di bulan Ramadhan karena beliau yakin akan menjadi sedekah yang paling bernilai di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Sesuai sabdanya:
أفضل الصدقة صدقة في رمضان” (أخرجه الترمذي)”
“Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan.” (HR. Tirmidzi)
Maka suami dan istri hendaknya di setiap bulan Ramadan ini memiliki program berinfak dan bersedekah kepada keluarga, kerabat dan masyarakat.
Apalagi jika hadir 10 hari terakhir, maka sebaiknya bertambah kedermawanannya sebab terdapat satu malam lailatul qadar yang akan bernilai sedekahnya lebih baik dari pada dilakukan selama 1000 bulan.
Yang termasuk terbaik dari infak dan sedekah di bulan Ramadhan yang hendaknya dilakukan oleh suami dan istri adalah memberi makan untuk berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا. رواه الترمذى
“Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga” (HR. Tirmidzi).
الصائمَ تُصَلِّي عليه الملائكةُ إذا أُكِلَ عندَه حتى يَفْرُغُوا ورُبَّما قال حتى يَشْبَعوا. رواه الترمذى
“Sesungguhnya orang yang berpuasa didoakan oleh Malaikat apabila makanannya dimakan oleh mereka hingga selesai atau mungkin dikatakan hingga mereka kenyang” (HR. Tirmidzi)
Hal tersebut telah dilakukan oleh para salafus shaleh, mereka sangat senang untuk memberikan makanan berbuka baik kepada orang yang membutuhkan dari kalangan fakir maupun miskin. Bahkan mereka juga senang memberikan makanan berbuka kepada keluarga yang shaleh yang berkecukupan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مؤمن أطعم مؤمناً على جوع أطعمه الله من ثمار الجنة ومن سقى مؤمناً على ظمأ سقاه الله من الرحيق المختوم . رواه الترمذي
“Orang beriman yang memberi makan kepada sesama mukmin yang lapar maka Allah akan memberinya makan dari buah surga, dan barang siapa memberikan minuman kepada seorang mukmin di saat kehausan maka Allah mmberikan minum kepadanya dari Rahiqul Makhtum” (HR. Tirmidzi)
Beberapa salafus shaleh mengatakan: Mengundang sepuluh teman dan memberi makanan yang mereka inginkan itu lebih berharga bagi saya dari pada membebaskan sepuluh anak Ismail.
Demikian juga Abdullah bin Umar ra, Dawud Al-Ta’i, Malik bin Dinar, dan Ahmad bin Hanbal, serta Ibnu Umar tidak berbuka puasa kecuali dengan anak yatim dan fakir miskin.
Catatan Ustazah Dr. Aan Rohanah Lc., M.Ag di akun instagramnya @aanrohanah_16. Ustazah Aan Rohanah adalah perempuan yang Peduli Keluarga dan Pendidikan Anak. [Ln]