SURGA dan neraka dikelilingi tabir. Orang tidak akan masuk kesana kecuali melalui tabir itu. Tabir surga sesuatu yang dibenci jiwa, dan tabir neraka sesuatu yang disukai syahwat.
Surga dan neraka merupakan hal yang gaib. Tapi suatu saat nanti, dua tempat besar manusia itu akan nyata. Tak seorang pun yang kelak tidak berada di antara dua tempat itu.
Surga dan nerakanya memang masih gaib. Tapi tabir atau hijabnya sudah ada di dunia ini.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan, “Surga itu diliputi dengan hal-hal yang dibenci, dan neraka diliputi hal-hal yang disukai syahwat.” (HR. Muslim)
Kalau seseorang dipersilahkan memilih antara pergi ke masjid atau bioskop, rasanya akan memilih bioskop. Padahal, masuk masjid tidak bayar, sementara masuk bioskop pasti bayar.
Dan ketika orang berada di masjid, meskipun ruangannya ber-ac, tingkat betahnya sangat kecil. Tidak akan sampai setengah jam. Kecuali yang ingin tidur.
Tapi ketika berada di bioskop, meskipun ramai, nyaris tak seorang pun ingin keluar sebelum durasi film habis. Kecuali mereka yang ingin ke toilet.
Hal lain, kalau bisa mengatakan secara jujur, pada Bulan Ramadan, azan shalat apa yang paling disukai: azan Subuh atau azan Magrib.
Rasanya tidak ada yang akan menjawab azan Subuh. Karena itulah jarang ada tayangan iklan di televisi yang memasang iklan di saat azan Subuh. Karena nyaris tidak ada yang menonton. Yang soleh sudah berangkat ke masjid, sementara yang kurang soleh sudah tidur lagi.
Hal lain, kalau dipersilahkan untuk memilih antara menonton tayangan ceramah dengan tayangan drakor atau drama korea, sebagian besar akan memilih drakor.
Meskipun tayangan ceramah memberikan banyak pelajaran yang baik. Dan, meskipun drakor hanya berisi imajinasi atau khayalan pembuatnya.
Para pemain wanita di drakor tidak ada yang mengenakan jilbab, tidak ada ucapan salam Islami, tidak ada adegan shalat dan baca Al-Qur’an, tidak ada ucapan zikir sedikit pun. Tapi rasanya begitu enak dan bikin betah.
Menonton tayangan ceramah yang satu jam, serasa seperti sepuluh jam. Lama banget. Sementara drakor yang sepuluh jam, serasa seperti satu jam. Asyik banget.
Pertanyaannya: kenapa?
Seperti yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tadi, bahwa yang menutup tabir surga itu segala sesuatu yang tidak disukai jiwa. Sementara yang menutup tabir neraka, segala sesuatu yang disukai syahwat atau nafsu.
Kalau sebagian porsi usia hidup kita diisi dengan kesibukan tentang tabir salah satu dari dua itu, maka itulah yang kemungkinan besar akan kita masuki: surga atau neraka.
Silahkan dimuhasabah lagi seperti apa kesibukan besar kita selama ini. Terkadang, basa-basi kita ingin masuk surga, tapi kenyataannya lebih akrab dengan tabir-tabir neraka. Na’udzu billah.
Inilah Bulan Suci Ramadan. Bulan yang melatih diri kita untuk selalu dekat dengan tabir-tabir surga. Dan, mengurangi berdekatan dengan tabir neraka. Meskipun hanya satu bulan. [Mh]