TREN itu seperti ombak yang tak perlu dilawan. Sebisa mungkin, manfaatkan tren untuk mengarungi samudera persaingan di fashion Ramadan.
Dahulu orang mengenal mukena dengan warna putih polos dan corak yang monoton. Bahannya standar dan selalu itu-itu saja.
Kini, mukena seolah menjadi sebuah busana shalat yang baru. Ada yang warna-warni dengan aneka bahan yang menarik. Bahkan, ada yang menjadikan mukena seperti busana saku, simpel dan bisa dikantongi.
Dahulu orang mengenal baju koko sebagai baju lengan panjang, selalu berwarna putih, dan sangat minim corak hiasan.
Kini, baju koko seperti itu nyaris sulit dijumpai. Karena kreasi tampilannya begitu beragam. Tapi, tetap menjaga kebutuhan nilai syariah, seperti menutup aurat dan tidak tembus pandang.
Dahulu orang berbusana muslim hanya untuk pergi ke masjid atau pengajian. Tapi kini, kemana pun mereka pergi, selalu dengan busana muslim.
Dahulu yang biasa mengenakan busana muslim hanya muslimah paruh baya. Kini, para ABG pun begitu akrab dengan busana muslim.
Tren Itu Panggilan Selera Pasar
Dunia fashion itu dunia kreasi. Siapa yang bisa menawarkan banyak kreasi menarik, dialah yang unggul dan diminati.
Dan dalam dunia kreasi, tidak ada yang monoton. Selalu dinamis dan sangat peka dengan panggilan selera pasar.
Kalau kreasi fashion memiliki tiga variabel: bahan, corak, dan warna; maka kreasi dari tiga itu akan menghasilkan produk yang seperti tanpa batas.
Jika disubtitusikan dengan dunia marketing, maka seribu satu kreasi itu tinggal dipilih melalui trendsetter atau para pengiklan tren. Jika tampilannya diterima di hati konsumen, maka jadilah fashion itu menjadi tren.
Boleh jadi, masyarakat awam masih membutuhkan sosok-sosok selebritas sebagai pembawa pesan tren yang ingin ditawarkan. Sehingga, mereka pun akan menyebut baju kokoh si anu, atau mukena si fulan, dan sebagainya.
Namun begitu, panggilan selera melalui aneka tren yang aktual tetap berada dalam bingkai nilai syariah. Dan menariknya, syariah tidak menentukan detil-detil teknis seperti warna, corak, dan bahan. Yang penting, menutup aurat dan berakhlak. [Mh]