HIKMAH Isra Mi’raj dijelaskan oleh Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., M.EI. yang menukil Firman Allah Subhanahu wa taala dalam Surat Al Isra ayat 1.
Allah Subhanahu wa taala berfirman:
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS Al-Isra:1)
Peristiwa Isra Mi’raj yang terjadi dalam satu malam, menggegerkan masyarakat Mekah.
Betapa tidak, perjalanan dari Masjid Al-Haram di Mekah menuju Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis Palestina saja saat itu tidak mungkin dilakukan dalam beberapa jam dalam satu malam, dengan segala kendaraan tercepat saat itu.
Apalagi dilanjutkan dengan terbang menuju langit tujuh bertemu dengan Allah di Sidratul Muntaha.
Tetapi bagi orang yang beriman pada Allah dan Rasul-Nya, peristiwa itu tidak mustahil, karena itu adalah mu’jizat yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya.
Baca Juga: Isra Miraj dan Rahasia Keunggulan Abu Bakar
5 Hikmah Isra Mi’raj dalam Surat Al-Isra Ayat 1
Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj setidaknya ada 5 hikmah yang dapat diambil sebagai berikut.
1. Ujian Keimanan
Peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi sarana orang-orang kafir Quraisy semakin mengingkari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan ajarannya.
Bahkan mereka menghina dan mencaci maki Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Sementara bagi orang beriman, peristiwa itu semakin menguatkan keimanan mereka.
Apapun yang terjadi, maka Allah Maha Perkasa dan Maha Kuasa untuk menghadirkan mu’jizat kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Termasuk mu’jizat kepada para nabi yang semuanya tidak dapat dicerna akal dan ilmu pengetahuan saat itu.
Kemu’jizatan para nabi dan rasul itu sejatinya bukan kehebatan para nabi dan rasul, tetapi karunia Allah yang diberikan kepada mereka sehingga melampaui kemampuan manusia pada zamannya.
Kisah banjir air bah di masa Nabi Nuh alaihis salam yang menenggelamkan seluruh manusia yang tidak beriman, dan menyelamatkan bahtera Nabi Nuh alaihis salam dan orang-orang yang beriman.
Kisah Nabi Ibrahim alaihis salam yang tidak terbakar api. Kisah Nabi Sulaiman alaihis salam yang mampu berdialog dan memimpin jin, binatang dan angin.
Kisah tongkat Nabi Musa alaihis salam yang dapat membelah lautan dll. Kisah Nabi Isa alaihis salam yang lahir tanpa ayah, berbicara saat bayi, menghidupkan orang mati dll.
Dan kisah isra mi’raj Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Semuanya adalah mu’jizat dan karunia Allah yang diberikan kepada para nabi dan rasul pilihan Allah. Bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Keimanan itulah yang dimiliki oleh Abu Bakar radhiyallahu anhu dan sahabat lainnya.
2. Keagungan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam
Allah Ta’ala memilih mahluk-Nya yang terbaik. Allah memilih manusia menjadi mahluk terbaik yang memimpin bumi di antara mahluk lain, seperti jin, hewan dan tumbuhan.
Kemudian Allah memilih dari manusia, orang-orang beriman. Selanjutnya Allah memilih dari orang beriman, para nabi dan rasul.
Kemudian Allah memilih mereka, 25 nabi dan rasul terbaik. Lalu Allah memilih dari 25 nabi dan rasul 5 nabi agung Ulul ‘Azmi.
Seterusnya Allah pilih lagi, 2 menjadi kholilullah Nabi Ibrahim alaihis salam dan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Terakhir, Allah memilih Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebagai sayyidul anbiya wal mursalin (pemimpin para nabi dan rasul).
Pilihan terbaik tentu memiliki kemuliaan yang paling agung.
Allah Ta’ala berfirman:
{ وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ }
“Dan sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam) benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS Al-Qalam: 4)
Kita sebagai orang beriman tinggal beriman pada Allah dan pilihan Allah Ta’ala.
3. Kemuliaan Masjid Al-Haram di Mekah dan Masjid Al-Aqsha di Palestina
Kemuliaan masjid Al-Haram dan masjid Al-Aqsa diabadikan Al-Qur’an dalam surat Al-Isra ayat 1.
Masjidil Haram di sana ada Ka’bah sebagai baitullah pertama dan pusat ibadah seluruh manusia, sedangkan masjidil Aqso sebagai qiblat pertama dan pusat jihad umat Islam.
Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam juga telah menetapkan 3 masjid yang paling mulia. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَلاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ، إِلَّا إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الأَقْصَى وَمَسْجِدِي
“Dan engkau jangan menyiapkan untuk melakukan perjalanan jauh kecuali untuk mengunjungi tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, dan Masjidku (Masjid Nabawi).” (HR Bukhari).
4. Keutamaan ibadah shalat 5 waktu
Keutamaan sholat lima waktu dilihat dari banyak sisi, pertama dari penerimaan kewajiban sholat tersebut.
Rasul saw menerima sholat 5 waktu bertemu langsung dengan Allah melalui peristiwa Isra Mi’raj, awalnya 50 waktu dengan proses tawar menawar, akhirnya ditetapkan 5 waktu.
Dari aspek bobot kewajibannya, sholat lima waktu termasuk rukun Islam kedua yang sangat prinsip dalam Islam, bahkan bagi muslim yang tidak menegakkannya bisa dianggap kufur.
Dari aspek ajaran Islam, dia merupakan tiang ajaran Islam, bangunan Islam tidak akan ada tanpa tiang.
Dari aspek bobot pahala, maka sholat lima waktu adalah standar atau tolok ukur untuk menimbang kebaikan seseorang.
5. Tantangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Modern
Peristiwa Isra Mi’raj yang merupakan mu’jizat dan banyak memperlihatkan kekuasaan Allah, menjadi tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Salah satunya kecepatan perjalanan Rasul Shallallahu alaihi wa sallam yang berkendaraan bernama buraq.
Sampai sekarang, kendaran paling modern belum ada yang menandingi kecepatan buraq bahkan tidak akan ada yang menandingi kecepatan buraq.
Buraq yang berarti cahaya, sedangkan kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik.
Namun demikian, perjalanan Rasul Shallallahu alaihi wa sallam seolah tidak membutuhkan ruang dan waktu yang belum bisa dicerna oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
yaitu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melewati masjidil Aqso dan terus terbang ke langit ke tujuh sampai Sidratul Muntaha.
Akhirnya, hanya keimanan kepada Allah lah yang bisa meyakinkan peristiwa Isra Mi’raj Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang berkendaraan buraq dan ditemani malaikat Jibril.
Sebagaimana pernyataan Abu Bakar As-Shiddiq radhiyallahu anhu ketika ditanya oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya terkait peristiwa Isra Mi’raj:
قال: لئن قال ذلك لقد صدق، قالوا: وتصدِّقه! قال: نعم، إِني لأصدِّقه بما هو أبعد من ذلك، أصدِّقه بخبر السماء في غدوة أو روحة. فلذلك سُمِّي الصدِّيق) رواه الحاكم وصححه الألباني
Berkata Abu Bakar, “Jika Rasul Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan itu, maka beliau benar”. Mereka bertanya, “Engkau membenarkannya? ”
Abu Bakar menjawab,” Ya, saya membenarkan yang lebih jauh dari itu. Membenarkan berita dari langit saat pagi dan petang. Oleh karena itu disebut As-Shiddiq” (HR Al-Hakim).
Wallahu a’lam bis shawab.[ind]