PP FATAYAT NU turut memeriahkan Satu Abad Nahdlatul Ulama dengan membentuk wajah 5 Tokoh NU dari sticky note bertulis doa ribuan kader dari seluruh penjuru Nusantara.
Bersama PW Fatayat NU Jawa Timur beserta PC Fatayat NU Sidoarjo, PP Fatayat NU melangitkan harapan dalam event tersebut.
Kemudian sebanyak 26.000 sticky note yang terdiri dari beragam warna tersebut dilekatkan dan ditata menjadi wajah 5 tokoh NU.
Kelima tokoh tersebut yaitu K.H. M. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahab Hasbullah, K.H. Bisri Syansuri, K.H. Yahya Cholil Staquf dan K.H. Miftachul Achyar.
Kelima wajah tersebut terdiri dari 100 panel yang setiap panelnya teruntai 60 doa dan harapan warga NU.
Salah satu yang memiliki ide tersebut adalah Margaret Aliyatul Maimunah, Ketua Umum PP Fatayat NU sekaligus koordinator event ini.
“Angka 1 menandakan 1 abad NU, kertas ini berisi harapan kita semua memasuki abad ke 2 NU,” ujar Sahabat Margaret sapaan akrabnya.
Sementara itu, ia juga berharap NU bisa lebih baik.
“Lebih maju dan memberi arti bagi kita semua,” tutupnya.
Baca Juga: PP Fatayat NU Tanggapi Video Viral Qoriah Disawer
PP Fatayat NU Meriahkan Satu Abad Nahdlatul Ulama dengan Membentuk 5 Wajah Tokoh dari Sticky Note
View this post on Instagram
Di sisi lain, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa tema satu abad NU adalah Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru.
Dikutip dari nu.or.id, kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu menjelaskan bahwa pilihan tema tersebut didasarkan pada sebuah hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengenai adanya pembaharu di setiap 100 tahun.
“Allah Subhanahu wa taala setiap 100 tahun membangkitkan di kalangan umat ini pembaharu,” katanya menerjemahkan sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud itu.
Dalam hal ini, lanjut Gus Yahya, artinya adalah memicu kebangkitan baru di tengah umat. Karenanya, ia sangat berharap agar harlah ini menjadi momentum kebangkitan baru NU.
“Maka kita sangat mengharapkan momentum kebangkitan baru bagi NU,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Gus Yahya menerangkan, hari ulang tahun NU resmi ditetapkan berdasarkan kalender Hijriah, yakni 16 Rajab. Hal ini sesuai dengan keputusan Muktamar Ke-32 NU di Makassar Tahun 2010.
“NU dibentuk pada 16 Rajab 1344 H. Sekarang ini Dzulqa’dah 1443 H. Kurang dari 2 bulan kita masuk 1444 H,” katanya.
“Insyaallah hari lahir NU 16 Rajab 1444 H akan jatuh pada awal Februari 2023 mendatang,” lanjut kiai kelahiran Rembang pada 16 Februari 1966 itu.
Ia menegaskan bahwa harlah ini menjadi momentum era baru NU.
“Itu akan menjadi momentum yang kita tetapkan masuknya NU ke dalam era abad yang keduanya,” pungkasnya.[ind]