SELAMAT datang Rajab, Siapkan Diri Sambut Ramadan. Marhaban Yaa Syahru Rajab. Selamat datang hari pertama bulan Rajab, yuk mari kita berdoa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Allahumma baariklana fii Rajab waSya’ban. Wa balighna Ramadhan”
Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan.
Dalam penanggalan Islam, terdapat bulan yang disebut 4 bulan haram. Keempat bulan itu adalah Bulan Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Rajab.
Empat bulan haram berturut-turut selama 3 bulan yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan 1 bulan yang datang terpisah yaitu bulan Rajab.
Bulan Rajab adalah waktu yang sangat tepat untuk mempersiapkan diri menyambut datangnya Bulan Ramadan karena hanya berjarak dua bulan saja.
Namun, tidak ada hadis shahih yang dapat dijadikan acuan keutaman ibadah secara khusus di Bulan Rajab.
Ibadah yang dapat dilakukan pada Bulan Rajab ini adalah dengan salah satunya puasa sunnah seperti puasa sunnah bulan-bulan haram lainnya.
Seperti yang telah diriwayatkan beberapa ulama salaf memperbanyak berpuasa sunnah di seluruh bulan haram, di antaranya Ibnu Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq As Subai’i.
Pahami beberapa keutamaan dan amalan yang dapat dilakukan di Bulan Rajab.
Baca Juga: Keutamaan Bulan Rajab
Selamat Datang Rajab, Siapkan Diri Sambut Ramadan
Empat bulan ini disebut sebagai bulan haram dengan makna pengertiannya adalah sebagai berikut.
1. Pertama pada bulan-bulan tersebut diharamkan segala bentuk perbuatan dosa, menjauhkan diri dari melakukan perbuatan dosa dan maksiat apa saja, apalagi melakukan dosa besar, zalim karena dosanya sangat besar.
2. Kedua, pada bulan-bulan tersebut segala bentuk amalan shalih akan dilipatgandakan pahalanya, begitu pun dengan perbuatan haram yang akan memiliki dosa lebih besar.
4 bulan Haram ini termaktub dalam firman-Nya QS. At-Taubah (9): 36
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةًۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya.
Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.
Imam Ahmad mengatakan, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkhotbah dalam haji wada’nya. Antara lain beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Ingatlah, sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi.
Satu tahun terdiri atas dua belas bulan, empat bulan di antaranya adalah bulan-bulan haram (suci), tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, DzulHijjah, dan Muharram, yang lainnya ialah Rajab Mudar, yang terletak di antara bulan Jumada (Jumadil Akhir) dan Sya’ban.
(Sesungguhnya bilangan bulan) jumlah bulan pertahunnya (pada sisi Allah adalah dua belas bulan dalam Kitabullah) dalam Lauhmahfuz
(di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya) bulan-bulan tersebut (empat bulan suci) yang disucikan, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab.
(Itulah) penyucian bulan-bulan yang empat tersebut (agama yang lurus) artinya agama yang mustaqim (maka janganlah kalian menganiaya dalam bulan-bulan tersebut)
dalam bulan-bulan yang empat itu (diri kalian sendiri) dengan melakukan kemaksiatan. Karena sesungguhnya perbuatan maksiat yang dilakukan dalam bulan-bulan tersebut dosanya lebih besar lagi.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda:
“Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya semula sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi.
Dan sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan Langit dan bumi diantaranya empat bulan haram (suci), tiga di antaranya berturut-turut,
yaitu Zul Qa’dah, Zul Hijjah, dan Muharram, sedangkan lainnya ialah Rajab Mudar yang terletak di antara bulan Jumada dan bulan Sya’ban.
Mengenai sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam salah satu hadis, yaitu:
Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi.
Adapun mengenai sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang mengatakan:
Tiga bulan di antaranya berturut-turut, yaitu Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram, lalu Rajab Mudar yang terletak di antara bulan Jumada dan Sya’ban.
Sesungguhnya bulan yang diharamkan ada empat, tiga bulan di antaranya berurutan letaknya, sedangkan yang satunya lagi terpisah.
Bulan bulan yang Haram yang dijadikan-Nya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan-Nya di dalam ketetapan Allah terdahulu dalam firman selanjutnya Allah Subhanahu wa taala berfirman:
maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu. (QS. At Taubah: 36)
Yakni dalam bulan-bulan Haram itu janganlah kalian berbuat aniaya terhadap diri kalian sendiri, karena dalam bulan-bulan Haram itu sanksi berbuat dosa jauh lebih berat daripada dalam hari-hari lainnya.
Sebagaimana perbuatan maksiat yang dilakukan di dalam Kota Suci Mekah, berlipat ganda dosanya, karena terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa taala. (QS. Al Hajj: 25)
Demikian pula dalam bulan suci, perbuatan dosa diperberat sanksinya. Karena itulah di dalam mazhab Imam Syafii dan segolongan ulama disebutkan bahwa hukuman diat diperberat dalam bulan itu.
Sebagaimana diat diperberat pula terhadap orang yang melakukan dosa di dalam Tanah Suci atau zhalim terhadap orang yang sedang ihram.
“Dan siapa yang dimaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya Kami akan rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih.” (QS. Al Hajj: 25)
Qatadah telah mengatakan, sehubungan dengan makna firman-Nya: maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri dalam bulan yang empat itu. (QS. At Taubah: 36)
Sesungguhnya melakukan perbuatan aniaya dalam bulan-bulan Haram, maka dosa dan sanksinya jauh lebih besar daripada melakukan perbuatan aniaya dalam bulan-bulan yang lain,
sekalipun pada prinsipnya perbuatan aniaya itu, kapan saja dilakukan dosanya tetap besar. Tetapi Allah lebih memperbesar urusan-Nya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian melanggar syiar-syiar Allah dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan Haram. (QS. Al Maidah: 2)
Baca Juga: Rajab dan Perintah Shalat dalam Peristiwa Isra’ Mi’raj
Selanjutnya Qatadah mengatakan;
“Sesungguhnya Allah telah memilih banyak pilihan dari kalangan makhluk-Nya. Dia memilih dari kalangan para Malaikat yang dijadikan-Nya sebagai utusan-utusan-Nya,
juga dari kalangan manusia Dia memilih orang-orang yang dijadikan-Nya sebagai utusan-utusan-Nya, Para Rasul. Dia memilih dari Kalam-Nya, yaitu Al-Qur’an, dari bumi ini Masjid-masjid,
dari bulan-bulan ini bulan Ramadan dan bulan-bulan Haram, 4 bulan Suci, dan dari hari-hari ini memilih hari Jumat, dan dari malam-malam hari Dia memilih malam Lailatul Qadar.
Oleh sebab itu, agungkanlah apa yang diagungkan oleh Allah, karena sesungguhnya pengagungan itu hanyalah kepada apa yang diagungkan oleh Allah. Demikianlah menurut orang yang berakal dan berpemahaman.”
Semoga bermanfaat.[ind]