VIRAL di media sosial anjuran untuk mencuci kaki ibu demi merayakan Hari Ibu. Pengurus PP Aisyiyah Prof. Masyitoh Chusnan, M.Ag. mengatakan bukan seperti itu cara memperingati hari yang bersejarah tersebut.
“Di media sosial, banyak orang mengatakan untuk mencucikan kaki para ibu pada Hari Ibu, apakah seperti itu peringatan Hari Ibu?” tanya Masyitoh pada Peringatan Hari Ibu yang digelar PP Salimah, (20/12/2022) di Jakarta.
Hari Ibu sejatinya adalah menapaktilasi perjuangan para perempuan dalam Kongres Wanita Indonesia pada 22 Desember 1928.
“Kita mengingat pergerakan perempuan pada Hari Ibu, bukan anak mengucapkan selamat dan memberikan bunga. Mungkin kita selama ini menyalahartikan makna hari ibu,” lanjut Masyitoh.
Pada peringatan Hari Ibu ke-94 tahun pada 2022 ini, Masyitoh mengajak para ibu dan masyarakat semua untuk memaknai dan mengapresiasi sejarah perjuangan perempuan demi mencapai kemerdekaan.
“Pergerakan perempuan harus kita perjuangkan. Saat ini, para perempuan mempunyai kesempatan yang luas sesuai kemampuan dan keahlian di bidang masing-masing,” ungkapnya.
Baca Juga: Memaknai Hari Ibu (Bag. 1): Menjadi Ibu Sepanjang Waktu
Merayakan Hari Ibu Bukan dengan Mencuci Kaki Ibu
Sebagai perwakilan dari KOWANI, Masyitoh mengapresiasi ormas Salimah yang meluncurkan Gerakan Perempuan Pelopor Wakaf untuk Keluarga Indonesia.
“Setiap organisasi ada spesifikasi masing-masing, best practice Salimah adalah gerakan wakaf,” jelasnya.
Salimah merupakan anggota ke-77 KOWANI yang bergabung pada tahun 2007.
Dibandingkan ormas lain, Masyitoh menganggap Salimah memiliki komitmen dan berperan konkret untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan.
“KOWANI sebagai ibu bangsa sejak 1935 bertanggung jawab mulia untuk mendidik generasi penerus. Salimah telah berbuat untuk mewujudkan kemandirian finansial bagi perempuan,” tambahnya.
Ia berharap, peringatan hari ibu tahun ini menjadi penyemangat para perempuan untuk berdaya demi Indonesia yang maju dan sejahtera.[ind]