IDOLAKANLAH orang yang sudah mati. Mengapa harus seperti itu? Seperti diketahui, zaman sekarang ini, banyak sekali figur atau tokoh-tokoh bermunculan yang membuat diri kita kagum terhadap mereka.
Efek media sosial, kita bisa dengan mudah menemukan sesuatu yang luar biasa dari mereka. Misalkan, ilmu mereka yang luar biasa, cara bicaranya yang nikmat untuk didengar, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Serba-serbi Memilih Idola di Medsos
Idolakanlah Orang yang Sudah Mati
Akhirnya, karena kita melihat mereka adalah orang hebat, kita pun langsung begitu saja mengidolakan dan meneladan mereka. Tidak jarang, kita berpikir untuk mengikuti apa saja yang dilakukan.
Hal tersebut bertujuan karena kita ingin menjadi hebat seperti mereka atau berpikiran apa yang mereka lakukan pasti benar. Namun, sayangnya, semua yang kita lihat hebat di media sosial adalah manusia juga.
Dalam artian, setiap manusia tidak pernah lepas dari keburukan dan fitnah. Oleh sebab itu, Ibnu Mas`ud sampai-sampai mengatakan tentang hal ini.
Ibnu Mas`ud mengatakan, “Barangsiapa yang ingin mencari teladan, hendaklah ia meneladan orang-orang yang sudah mati. Karena orang yang masih hidup itu tidak aman. Apakah akan mati dalam keadaan husnul khatimah atau tidak.”
Mereka yang masih hidup sangat mungkin sekali berubah. Selain itu, dengan adanya media sosial juga, kehidupan yang mereka tampakkan di sana dengan kenyataan juga bisa saja berbeda.
Akhirnya, kita bisa saja kecewa atau tidak menerima kebenaran itu. Kita tetap menganggap idola kita adalah orang yang selalu benar, padahal banyak sekali kesalahan yang dilakukannya.
Jadi, seseorang yang harus kita ambil teladannya tentunya haruslah Rasulullah dan para sahabat.
Mereka sudah terbukti bagaimana kebaikannya, aktivitas sehari-hari, dan lain sebagainya.
Dalam ceramahnya, Ustaz Syafiq Basalamah pernah diminta mendoakan agar anak si penanya bisa seperti Ustaz Syafiq Basalamah. Namun, Ustaz Syafiq tidak menginginginkan hal tersebut.
Ia juga memberi saran agar para orang tua jangan mengharapkan anaknya menjadi seperti ustaz A, B, C, dan seterusnya. Alasannya seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Orang yang masih hidup belum tentu selamat dari fitnah dunia.
Oleh sebab itu, contohlah nama-nama seperti Ibnu Mas`ud, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Salman Al-Farisi, dan sebagainya.
Sahabat Muslim, semoga kita semua bisa meneladan sebaik-baiknya teladan, yaitu Rasulullah. Aamiinn. [Cms]