Chanelmuslim.com – Sang Singa Allah Hamzah bin Abdul Muthalib menjadi target kaum Quraisy. Mengetahui Hamzah sudah masuk Islam, Abu Jahal melihat perang tidak bisa dielakkan.
Ia gencar menghasut orang-orang Quraisy untuk melakukan kekerasan terhadap Rasulullah dan para sahabatnya. Ia terus mempersiapkan diri untuk melancarkan perang agar dendamnya terobati.
Hamzah tentu saja tidak bisa membendung semua tindakan keras mereka, tetapi keislamannya seolah-olah menjadi perisai.
Selain itu, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak suku untuk masuk Islam, apalagi setelah masuk Islamnya Hamzah, Umar bin Khaththab juga masuk Islam. Alhasil, banyak orang berbondong-bondong masuk Islam.
Dan sejak masuk Islam, Hamzah telah berjanji untuk membaktikan semua raga, kekuatan dan hidupnya untuk Allah dan agamanya, hingga Rasulullah memberinya gelar “Singa Allah dan Singa Rasulullah.”
Hamzalah orang yang ditugaskan sebagai pemimpin pasukan, saat pertama kali kaum muslimin berperang melawan musuh, dipimpin oleh Hamzah.
Dan panji-panji pertama yang dipercayakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Kepada salah seorang muslim diserahkan kepada Hamzah.
Baca Juga: Kisah Hamzah bin Abdul Muthalib Masuk Islam
Hamzah bin Abdul Muthalib Membawa Panji Perang
Hamzahlah orang yang pertama kali ditugaskan membawa panji perang.
Dan ketika pasukan Islam bertempur dengan pasukan musuh di Perang Badar, hingga, Singa Allah dan Singa Rasulullah ini menunjukkan keberanian dan kemahiran yang luar biasa.
Sisa-sisa tentara Quraisy kembali dari lembah Badar menuju kota Mekah dengan terhuyung-huyung membawa kegagalan dan kekalahan.
Abu Sufyan tak ubah bagai pohon besar yang tumbang. Ia berjalan dengan menundukkan kepala, meninggalkan mayat pemuka-pemuka Quraisy di lembah Badar.
Abu Jahal, `Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Umayah bin Khalaf, `Uqbah bin Abi Mu’ith, Aswad bin Abdul Aswad Al-Makhzumi, Walid bin `Utbah, Nadhir bin Harits, `Ash bin Sa’id, Tha’mah bin `Adi dan puluhan tokoh seperti mereka tewas di Perang Badar.
Orang-orang Quraisy tidak mau menelan kekalahan pahit ini begitu saja. Mereka mulai mempersiapkan diri, menghimpun semua kekuatan untuk menebus kekalahan mereka. Quraisy benar-benar bertekad untuk perang.
Perang Uhud pun tiba. Suku Quraisy mengerahkan semua kekuatannya. Bahkan diperkuat oleh suku-suku lain yang bersekutu dengan mereka. Pasukan kafir kali ini dipimpin oleh Abu Sufyan.
Sasaran utama perang kali ini adalah dua orang: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan Hamzah radhiyallahu anhu.
Memang, dari pembicaraan mereka sebelum perang, saat mengatur strategi, diketahui bahwa Hamzah berada pada urutan kedua sesudah Rasulullah sebagai sasaran utama.
Sebelum berangkat, mereka telah memilih seseorang yang diberi tugas untuk menyelesaikan rencana mereka terhapad Hamzah.
Orang itu adalah seorang budak Habsyi yang memiliki kemahiran tingkat tinggi dalam melemparkan tombak. Dalam peperangan nanti, ia hanya ditugaskan untuk membunuh Hamzah dengan tombaknya yang mematikan.
Ia tidak boleh berpaling dari tugasnya, apa pun yang terjadi di perang itu.
Baca Juga: Setelah Hamzah dan Umar Masuk Islam
Sang Singa Allah Hamzah bin Abdul Muthalib Jadi Target Quraisy
Mereka menjanjikan imbalan yang sangat besar untuk si budak. Jika berhasil, ia akan merdeka, bebas dari perbudakan.
Saat itu, Wahsyi adalah budak milik Jubair bin Muth’im. Paman Jubair tewas di perang Badar. Jubair berkata, “Bergabunglah dengan pasukan perang. Jika kamu berhasil membunuh Hamzah, kamu bebas.”
Mereka membawanya kepada Hindun binti `Utbah, istri Abu Sufyan, agar disemangati untuk melaksanakan rencana yang mereka inginkan.
Di Perang Badar, Hindun telah kehilangan ayah, paman, saudara dan putranya. Berita yang sampai kepadanya, Hamzalah yang membunuh beberapa orang dari keluarganya itu, dan yang lain dibunuh oleh pasukan Islam yang lain.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika Hindun paling bersemangat untuk menyalakan peperangan. Ia ingin mendapatkan kepala Hamzah, berapa pun harga yang harus dibayar.
Berhari-hari sebelum peperangan dimulai, Hindun hanya sibuk menggembleng dan memotivasi Wahsyi. Menjelaskan kepadanya tugas yang harus dilakukan.
Jika Wahsyi berhasil membunuh Hamzah, Hindun akan memberinya perhiasan yang paling berharga yang dimiliki seorang wanita.
Ia menyentuh anting-antingnya yang bermatakan permata dan kalung emas yang memenuhi lehernya. Ia berkata, “Jika kamu bisa membunuh Hamzah, semua ini menjadi milikmu.”
Air liur Wahsyi mengalir. Ia ingin peperangan itu segera berlangsung. Ia sudah membayangkan kalau dirinya merdeka dan tidak lagi menjadi budak belian.
Ia juga akan mendapat perhiasan yang sekarang menempel di tubuh wanita bangsawan Quraisy.
Itulah konspirasi yang dilakukan. Perang ini hanya ditujukan untuk Hamzah.[bersambung/dn/ind]
Sumber: 60 Sirah Sahabat Rasulullah/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom