KISAH Nabi Ibrahim menanamkan akidah tauhid kepada kaumnya. Seperti diketahui, ada kisah terkenal tentang Ibrahim yang seolah-olah mencari Tuhan.
Diceritakan bahwa Ibrahim menganggap Tuhannya adalah benda-benda di langit, seperti bintang, bulan, dan lain sebagainya.
Namun, dengan akalnya yang lurus dan senang berpikir, Ibrahim menyadari bahwa itu semua tidak abadi. Dijelaskan bahwa ternyata kisah tersebut lebih kepada cara nabi Ibrahim untuk menanamkan akidah tauhid kepada kaumnya, bukan sebagai perjalanan mencari Tuhan.
Baca Juga: Makna Surat Ibrahim Ayat 35, ketika Nabi Ibrahim Memohon Dijauhkan dari Penyembahan terhadap Berhala
Kisah Nabi Ibrahim Menanamkan Akidah Tauhid kepada Kaumnya
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۗقَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ ٧٦
Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka, ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.” (Q.S. Al-An`am: 76)
Dijelaskan bahwa apa yang dilakukan Nabi Ibrahim a.s. ini lebih tepat dipahami sebagai upayanya menanamkan akidah tauhid kepada kaumnya, bukan sebagai perjalanannya mencari Tuhan.
فَلَمَّا رَاَ الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّيْ ۚفَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَىِٕنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَكُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤلِّيْنَ ٧٧
Kemudian, ketika dia melihat bulan terbit dia berkata (kepada kaumnya), “Inilah Tuhanku.” Akan tetapi, ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk kaum yang sesat.” (Q.S. Al-n`am: 77)
فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَآ اَكْبَرُۚ فَلَمَّآ اَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ ٧٨
Kemudian, ketika dia melihat matahari terbit dia berkata (lagi kepada kaumnya), “Inilah Tuhanku. Ini lebih besar.” Akan tetapi, ketika matahari terbenam dia berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari yang kamu persekutukan.” (Q.S. Al-An`am” 78)
اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ ٧٩
Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. (Q.S. Al-An`am: 79)
[Cms]