AYAH Bunda, banyak orang tua saat istrinya hamil mereka lalui tanpa persiapan, dan melewatkan cara menstimulus otak janin sejak dalam kandungan.
Mereka melewatkan fase emas yang paling emas dalam pendidikan anak yakni fase kehamilan. Ayah Bunda, pada usia pekan ke-23, janin sudah mulai mendengar. Yang paling janin dengar adalah suara ibunya langsung.
Ia mendengar banyak suara dari detak jantung, suara lambung, termasuk juga suara Ibunya.
Sedangkan pada pekan ke-26, penglihatan janin sudah terbentuk. Maka dari itu, kita perlu memberi stimulus kepada janin baik melalui pendengaran, penglihatan dan sentuhan.
Otak janin seperti hardisk yang masih kosong. Mendidik janin jauh lebih mudah. Janin tidak akan menolak, berbeda jika kita mendidik anak yang sudah lahir, mereka sudah bisa menolak.
Fase emas yang paling emas dalam pendidikan anak adalah masa janin, lalu fase emas kedua saat anak berumur 0-2 tahun.
Janin harus lebih banyak lagi distimulus, direspon, diajari, didengarkan, didongengi, diajak mengaji agar semakin cerdas.
Baca Juga: Pentingnya Mendekatkan Janin dengan Al-Qur’an
Cara Mudah Menstimulus Otak Janin sejak dalam Kandungan
Motivator keluarga dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto W. menjelaskan tiga cara menstimulus janin yakni melalui pendengaran, penglihatan dan sentuhan (rabaan).
Menstimulus janin melalui pendengaran
Ayah Bunda bisa mengajak janin ngobrol. Ajarkanlah janin misalnya bacaan sholat, bacaan surat Al Fatihah, surat pendek yang ada di juz 30.
Bacalah Al Qur’an, minimal 15 menit saja. Janin paling jelas mendengar suara ibunya daripada suara lain maka seyogyanya bunda yang harus banyak membaca Al Quran jangan terus-terusan mengandalkan murotal.
Murotal bisa dihidupkan saat Bunda sudah selesai membaca Al Quran atau saat Bunda sedang sibuk sehingga tidak bisa membaca Al Quran.
Saat menjelang tidur atau saat bangun tidur, ibu hamil perlu didengarkan murottal.
Sebab pada saat mau tidur atau saat mau bangun, frekuensi otak pada gelombang theta yakni gelombang yang paling optimal yang menyimpan data dalam alam bawah sadar.
Janin akan menyimpan secara maksimal ayat-ayat suci Al Quran yang ia dengarkan pada kedua waktu tersebut.
Kemudian ajarkan juga kalimat dzikir, sholawat, istighfar. Saat Bunda makan sayur, ajarkan anak pentingnya makan sayur, bayam banyak zat besi, wortel bagus untuk mata, pisang baik untuk pencernaan.
Saat Bunda hendak membaca Al Quran, ajak ngobrol janin misalnya: “Adik, Bunda mau baca Al Quran, agar Allah ridho, pahalanya 1 huruf itu 10 kebaikan, nanti kalau adik sudah besar yang rajin ya, baca Al Qurannya”.
Saat mau sholat, janin disapa: “Adik ayo kita sholat. Sekarang kita sholat maghrib 3 rakaat. Adik nanti kalau sudah gede, yang rajin ya sholatnya”.
Janin harus diajak banyak ngobrol agar tumbuh kecerdasan otaknya termasuk juga kecerdasan emosial.
Tidak hanya Bundanya yang menstimulus janin, Ayah wajib terlibat juga bahkan libatkan juga kakak-kakaknya serta kakek neneknya.
Ayah harus terlibat aktif agar suara ayahnya dikenal oleh janin. Ingat ya Ayah, siapa yang diajak bicara dalam konteks pendidikan anak dalam Al Quran adalah Ayahnya.
Maka Ayah harus menjadi garda terdepan dan paling berkomitmen dalam pendidikan anak dalam kandungan.
Biasanya, suara seorang Ayah itu lebih ngebas sehingga lebih mudah diterima anak.
Ayah yang suka ngobrol dengan anak saat anak masih dalam kandungan, kelak suara Ayahnya akan mudah dikenali oleh anaknya.
Jika anak sudah terbiasa dengan suara Ayahnya, saat Ayah berbicara biasanya anak akan mendengarkan dan fokus pada kata-kata Ayahnya yang ujungnya anak akan patuh terhadap nasihat ayahnya.
Dalam memberi stimulus pendengaran janin, Ayah Bunda perlu memperbanyak ngobrol dengan janin.
Bunda bisa menasihati janin atau Ayah bisa memberikan pembelajaran tentang agama misalnya aqidah, ibadah, akhlaq, cerita nabi dan sahabat.
Ayah Bunda juga bisa menjelaskan tentang pengetahuan. Ayah Bunda bisa juga lho membacakan terjemahan Al Quran atau membacakan buku.
Saat membaca harus ada nadanya, diatur iramanya kapan pelan, kapan lambat, kapan cepat, kapan berbisik, kapan agak keras. Semua itu sangat efektif merangsang otak janin.
Kedua stimulus penglihatan.
Bagaimana menstimulus penglihatan janin yakni dengan senter. Saat senter ditempelkan ke kulit perut maka janin merespon cahaya.
Saat senter dihidupkan dan dimatikan secara bergantian maka janin belajar terang dan gelap. Ajak kakaknya untuk bermain terang gelap bersama.
Dan jangan lupa ajak ngobrol janin dan beri pemahaman akan gelap dan terang. Insha Allah, otak yang sering distimulasi maka syarafnya semakin banyak sehingga anak akan semakin pintar.
Ketiga adalah rangsangan dengan sentusan atau rabaan.
Ayah Bunda bisa mengajari janin melalui rabaan atau sentuhan. Misalnya mengajari huruf hijaiyah.
Bunda mengajari 3 huruf hijaiyah mulai dari Alif sampai ta’ berharakat fathah dengan cara menuliskan huruf tersebut di perut.
Beri penjelasan ke janin misalnya: “Adik, sekarang kita akan belajar huruf hijaiyah ya, huruf yang pertama Aaa, begini tulisannya dan dibaca Aaa, huruf kedua ba seperti ini tulisanya dibaca baa..”.
Ketiga huruf tersebut bisa diulang selama 3 hari.
Menurut Ustazah Euis Sufi Jatiningsih, saat Bunda mengajarkan huruf Hijaiyah dengan perabaan maka gerakan itu akan menjadi getaran lalu menjadi gelombang air ketuban dan sampailah ke otak.
Memberi stimulus janin akan lebih efektif setelah bunda selesai makan. Saat selesai makan biasanya tubuh lebih enak dan rileks begitu juga dengan janin.
Saat rileks oksigen akan tersuplai lebih maksimal sehingga stimulus akan lebih optimal. Dimulai membaca Basmallah atau Al Fatihah.
Kalau otak janin tenang maka pintu limbik otaknya juga terbuka sehingga apapun yang didapatnya akan masuk. Belajar dalam keadaan tenang akan mudah masuk materi belajarnya.
Anak-anak termasuk kita yang sudah dewasa dalam keadaan rileks dan tenang maka semua materi pembelajaran akan mudah masuk.
Biasanya ibu setelah makan akan lebih rileks juga dengan anak akan lebih tenang sehingga belajar akan lebih optimal.
Selain belajar huruf hijaiyah, Bunda juga bisa mengajari janin huruf latin dari A-Z atau bangun datar lalu angka mulai dari angka 1-10.
Saat memberi stimulus dengan sentuhan, berikan juga stimulus pendengaran dengan menceritakan atau menjelaskan.
Cara lainnya untuk menstimulus janin dengan rabaan adalah mengusap perut diiringi dengan kata-kata sayang dan cinta.
Ini akan membuat janin merasa nyaman, aman, dicintai dan disayangi. Jangan heran saat kita mengusap perut tiba-tiba janin menggerak-gerakan tangannya atau menendang-nendang.
Nah Ayah Bunda, itulah 3 cara menstimulus janin melalui pendengaran, penglihatan dan rabaan. Semoga bermanfaat ya.[ind]