SAMPAI hari ini kita banyak saksikan kemunduran dan ketertinggalan yang terjadi di tubuh umat Islam. Tidak hanya dari segi politik, bahkan lebih dari itu segi ekonomi, sosial, pendidikan dan lain sebagainya.
Semua kemunduran tersebut tentu berkaitan erat dengan hilangnya moral dan ilmu pengetahuan dalam menjalani kehidupan mereka.
Dalam buku “Limadza taakharal Muslimun wa limadza taqaddama ghairuhum?” yang telah diterjemahkan menjadi “Mengapa Kaum Muslimin Mundur Dan Kaum Selainnya Maju?” karya Amir Syakib Arsalan mengatakan bahwa penyebab utama kemunduran Umat Islam karena mereka meninggalkan agamanya. Di dalam syariat Islam, ilmu pengetahuan berjalan beriringan dengan ajaran agama itu sendiri.
Sebaliknya, umat lain dalam hal ini barat mengalami kemajuan karena mereka meninggalkan agamanya.
Kepemimpinan negara mereka pada masa kegelapan berada di dalam otoritas gereja, sedangkan aturan yang dipegang oleh gereja sangat bertentangan dengan ilmu pengetahun.
Baca Juga: Alasan Mengapa Umat Islam Diwajibkan Berdakwah
5 Penyebab Kemunduran dan Ketertinggalan Umat Islam
Hal in karena kitab suci agama mereka alias agama Nasrani telah mengalami distorsi akibat ulah para rahib, pendeta maupun pastor.
Dalam buku Amir Syakib Arsalan tersebut membagi lima poin penting penyebab kemunduran umat Islam setelah meninggalkan ajaran agamanya.
1.Jauh dari Kitabullah Al-Qur’anul Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah
Dua rujukan utama umat Islam ini sudah seharunya menjadi pedoman dalam kehidupan dari berbagai aspek.
Namun mereka justru enggan untuk mempelajari lebih dalam keduanya dan mengambil sumber rujukan lainnya yang dianggap lebih memberikan peluang kemajuan, sedangkan ajaran agama sendiri dianggap kolot dan tidak relevan.
Padahal anggapan ini terjadi karena mereka sendiri tidak mau mempelajari Al-Quran dan Sunnah sebagai dasar ilmu pengetahuan.
Allah juga telah berfirman bahwa ke dua sumber ini baik Al-Quran maupun Sunnah adalah kunci kebanggaan Umat Islam.
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُوَمَنْ فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ
“Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al-Mukminun [23] : 71)
2. Hilangnya tsiqoh (kepercayaan) terhadap Islam—inhizamun dakhily (inferior/rendah diri)
Bahkan di negeri mayoritas muslim sekalipun umat Islam tidak percaya diri dengan identitasnya sebagai muslim. Ini tidak hanya pada taraf penampilan namun dari segela bidang kehidupan, Islam dianggap terpisah jauh darinya.
Pikiran buruk bahwa Al-Quran dan Sunnah di poin pertaman inilah yang membuat umat Islam menutup diri dari agamanya sendiri.
Pada akhirnya agama bagi mereka hanya digunakan untuk mengatasi urusan pribadi dan ritual ibadah saja layaknya meditasi.
وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali-Imran [3] : 139)
3. At-Taqlid (mengekor secara mambabi buta)
Hilangnya rasa percaya diri terhadap agamanya sendiri ini membuat umat Islam mencari sumber ajaran lain yang dianggap lebih modern dan relevan hingga saat mereka menemukannya dan merasa bahwa ajaran atau aturan yang mereka ambil dapat sukses diterapkan mereka akan terus mengekor secara membabi buta.
Mereka lupa bahwa produk buatan manusia tersebut memiliki banyak cacat yang terkadang hanya menguntung satu kalangan masyarakat dan membawa kerugian pada kalangan masyarakat lainnya.
Pada zaman modern ini misalnya, umat Islam berlomba mengejar ketertinggal di bidang materi, sains dan teknologi namun abai terhadap aturan yang halal dan haram.
4. At-Tafriqoh (perpecahan)
Karena tidak lagi satu suara dalam mengabi rujukan agama berupa Al-Quran dan Sunnah, maka terjadilah perpecahan karena umat Islam telah terkotak-kotakkan dengan rujukan yang mereka ambil masin-masing.
5. Tertinggal dalam berbagai urusan dunia
Pada akhirnya, tenggelamnya kaum muslimin dalam perpecahan secara otomatis melemahkan umat Islam secara keseluruhan.
Dan Allah jelas telah menegaskan bahwa terpecahnya ummat dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya pasti melahirkan kelemahan dan menghilangkan kekuatan.
Demikianlah poin utama yang diamati Syakib Arsalan atas kondisi kemunduran umat Islam. Pengamatan ini semakin kuat saat kita tahu bahwa beliau adalah saksi sejarah keruntuhan Kesultanan Turki Utsmani. [Ln]