SEORANG yang berupaya untuk mencelakakan orang lain dengan beragam motif ibarat sedang menggali lubang yang ia buat untuk menjebak sasarannya, namun pada akhirnya dirinya sendirilah yang terjatuh ke dalamnya.
Kezhaliman yang diperbuat seseorang sejatinya merugikan dirinya sendiri. Meskipun sebenarnya terkadang ia merasa aman dari bahaya atas tangannya sendiri, namun kerusakan telah menggerogoti dirinya sejak ia melakukan kezhaliman.
Sebuah ungkapan mengatakan:
مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً وَقَعَ فِيْهَا
Barang siapa menggali lobang (untuk menjebak orang lain), akan terperosoklah ia ke dalamnya
Ustadz Faisal Kunhi M.A memberikan beberapa penjelasan atas hal ini:
1. Siapa yang merencakan kehancuran untuk seseorang, maka ia akan dihancurkan; ingatlah bahwa Allah tidak pernah tidur terhadap kezhaliman yang dilakukan oleh para durjana.
2.
. وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَٰرُ
“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (QS. Ibrahim: 42)
Baca Juga: Kisah Abu Jahal Gagal Mencelakai Rasulullah karena Kuda Jantan
Berbuat Zhalim Ibarat Menggali Lubang untuk Diri Sendiri
3. Ketika Allah tidak langsung menghukum seorang yang zhalim , maka sebenarnya Dia telah memberi kesempatan kepadanya untuk memperbaiki diri, tetapi sayangnya sebagian dari mereka malah meneruskan kezhalimannya.
4. Seseorang yang terus menerus berbuat zhalim maka sebenarnya ia telah memperbesar lobang yang akan memperosokkan dirinya sendiri, maka berhentilah wahai kau yang suka berbuat zhalim.
5. Abu Musa Al -Asyari berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, sesungguhnya Allah memberikan tempo kepada orang yang zhalim, hingga apabila Dia menyiksanya, Dia tidak akan melepaskannya; kemudian beliau membaca ayat,
“Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu sangat pedih” (QS. Hud: 103)
6. Jangan pernah merasa aman dari makar dan tipu daya yang Allah lakukan, karena cara kerja-Nya begitu cantik dan rapih dan bisa berbalik kepada pelakunya dengan cara yang ia tidak sadari.
7. Allah Ta’ala berfirman,
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99).
Yakni siksa, azab dan kekuasan Allah terhadap diri mereka serta memberikan hukuman di saat mereka lalai dan lupa; oleh karena itu Hasan Al Bashri berkata,
المؤمن يعمل بالطاعات وهو مُشْفِق وَجِل خائف، والفاجر يعمل بالمعاصي وهو آمن
“Seorang mukmin beramal taat dan ia dalam keadaan takut (akan siksa Allah). Sedangkan ahli maksiat melakukan maksiat dan selalu merasa aman (dari murka Allah).” Dinukil dari tafsir Ibnu Katsir pada tafsir surat Al A’raf ayat 99.
Demikianlah keadaan yang sebenarnya dari orang-orang yang berlaku zhalim walau tak tampak adanya kegelisahan namun sejatinya mereka berada dalam kondisi yang membahayakan. [Ln]