• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 16 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Konsep Wasathiyyah dalam Menghadapi Kelompok Ekstrim Kanan dan Ekstrim Kiri

26/10/2022
in Khazanah, Unggulan
Konsep Wasathiyyah dalam Menghadapi Kelompok Ekstrim Kanan dan Ekstrim Kiri

Seminar Internasional yang digelar oleh Jakarta Islamic Center di Hotel Grand Cempaka, Jakarat Pusat (Foto: Reporter Chanel Muslim)

144
SHARES
1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

KEBERADAAN kelompok ekstrim kanan dan ekstrim kiri di Indonesia menginisiasi Kementerian Agama Republik Indonesia mengusung konsep moderasi beragama pada tahun 2020. Konsep ini menjadi bagian dari rencana strategis nasional tahun 2020-2024.

Istilah moderation atau moderasi berasal dari bahasa latin yaitu “moderatio” yang artinya tidak lebih dan tidak kurang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman.

Menurut Prof. Dr. Dede Rosyada, rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2015-2019, menyebutkan bahwa dalam bahasa Arab moderation diistilahkan dengan wasath atau wasathiyah.

Baginya, wasathiyyah maupun moderation memiliki arti yang sama yaitu tidak lebih dan tidak kurang, pertengahan, keadilan, atau seimbang.

Lebih lanjut, dalam Seminar Internasional bertema “Menolak Islamophobia Melalui Konsep Islam Wasathiyyah” yang digelar oleh Jakarta Islamic Center, Prof Dede mengatakan bahwa dalam ranah keagamaan wasathiyyah dipahami sebagai ajaran agama yang berada di pertengahan.

“Wasathiyyah is understanding religious doctrine on the middle way, namely understanding that is neither extreme to the right nor extreme to the left,” paparnya. (Rabu, 26/10/2022)

Baca Juga: Memahami Islam yang Wasathi

Konsep Wasathiyyah dalam Menghadapi Kelompok Ekstrim Kanan dan Ekstrim Kiri

Ekstrim kanan adalah kelompok yang memahami Islam secara literal dan tidak kontekstual sehingga mudah mengkafirkan orang.

Sebaliknya ekstrim kiri adalah kelompok liberal atau sekuler yang hanya melihat Islam secara kontektual saja dan menolak tekstualitas wahyu.

Berdalih atas modernisasi kelompok liberal dan sekuler sering melegalkan beberapa budaya negatif sebagai budaya Islam yang baru seperti pernikahan beda agama yang sesungguhnya dilarang dalam ajaran Islam.

Menurutnya, baik ekstrim kanan maupun ekstrim kiri mengancam masyarakat dengan membuat orang merasa terhakimi.

“Thus, in the perspective of moderate muslim, extreme to the left is a danger religious thinking as extreme to the right. So, for being a moderate muslim, all young generation of muslim society in Indonesia, should be avoiding both extreme to the right and extrem to the left,” terangnya.

Kemunculan Islamophobia di Indonesia, masih menurut Prof Dede, berawal dari paham kelompok Islam yang berdakwah melawan segala tindakan yang menyimpang dengan jalan kekerasan sehingga mudah untuk mencela pihak lain yang melanggar ajaran agama, termasuk pihak pemerintah atau yang berkuasa.

Celaan dan tuduhan yang mereka lontarkan kepada pemerintah dan orang-orang yang bertentangan dengan paham mereka ini membuat mereka dilabeli dengan kelompok radikal.

“And that is the point that will cause of phobia amongs the society.”

Bersamaan dengan hal tersebut kelompok liberal dan sekuler menyebarkan isu negatif dan mengkampanyekan phobia kepada Islam.

Namun, pemerintah saat ini hanya fokus menindak kelompok yang dianggap radikal daripada kelompok liberal, “But, government today is only focusing on reducing radicalism instead of liberalism,” terang Prof Dede.

Ia mengingatkan pemerintah Indonesia harus bisa menjaga stabilitas masyarakat di Indonesia, membangun kerjasama yang damai, dan mengurangi perselisihan dengan mengontrol kelompok ekstrim kanan dan kiri yang menjadi alasan mendasar munculnya keributan di masyarakat.

Dalam seminar tersebut Prof Dede juga menjelaskan empat indikator moderasi beragama yang ditetapkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, serta penerimaan terhadap budaya lokal.

Untuk poin pertama yaitu komitmen kebangsaan, Prof Dede menyebutnya sebagai indikator penting karena beberapa kelompok masyarakat masih berupaya merubah filosofi dan prinsip negara dari Pancasila kepada yang lain, baik merubah menjadi Khilafah maupun Ekasila atau Trisila.

Oleh karena itu ia meyakinkan pemerintah agar berkomitmen menjaga prinsip dasar negara tersebut. [Ln]

 

 

 

Tags: Konsep Wasathiyyah dalam Menghadapi Kelompok Ekstrim Kanan dan Ekstrim Kiri
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Melihat Langsung Sulitnya Perjuangan Warga Dusun Ngasem Kabupaten Pacitan Mendapatkan Air Bersih

Next Post

Bedah Surau, Masjid Baitul Rohman yang Ada di Pelosok Hutan Ponorogo Diresmikan

Next Post
Bedah Surau, Masjid Baitul Rohman yang Ada di Pelosok Hutan Ponorogo Diresmikan

Bedah Surau, Masjid Baitul Rohman yang Ada di Pelosok Hutan Ponorogo Diresmikan

Belajar dari Putaran ‘Hidup’ Matahari

Belajar dari Putaran ‘Hidup’ Matahari

Salimah Kota Bekasi Mengajak Sholawat Bersama dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Salimah Kota Bekasi Mengajak Sholawat Bersama dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

  • Siswa JISc, Prinsenesia Halona Raih Runner-Up 1 Miss Hijab Cilik Indonesia 2025

    Siswa JISc, Prinsenesia Halona Raih Runner-Up 1 Miss Hijab Cilik Indonesia 2025

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
  • 7 Akun Instagram Influencer Dakwah yang Bikin Kita Nggak Ketinggalan Berita Terkini

    729 shares
    Share 292 Tweet 182
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7716 shares
    Share 3086 Tweet 1929
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3279 shares
    Share 1312 Tweet 820
  • Salimah Bojonggede Genapkan Ranting ke-9 di Acara Musran

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Tidak Shalat tapi Akhlaknya Baik

    361 shares
    Share 144 Tweet 90
  • Skenario Islam Teroris Jilid Desember Gagal Total

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1614 shares
    Share 646 Tweet 404
  • Air Mata Raffi Ahmad Meluap Kala Mengunjungi Korban Banjir di Sumatra

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    462 shares
    Share 185 Tweet 116
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga