PERNAHKAH terpikir apa profesi istri-istri Rasulullah? Apakah kita hanya menyangka mereka adalah para istri yang hanya menunggu di rumah, mengurusi rumah dan anak?
Lalu bukankah kita mengenal ibunda Aisyah sebagai periwayat hadits yang mengajar para sahabat, ibunda khadijah sebagai seorang saudagar/pedagang yang sukses, dan istri Rasulullah lainnya pun memiliki profesi yang patut menjadi teladan.
Maka inilah sedikit kisah tentang profesi istri-istri Rasulullah SAW.
Baca juga : Delapan Belas Kemuliaan Khadijah, Istri Rasulullah
Inilah Profesi Istri-Istri Rasulullah
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ummahatul mukminin adalah teladan tertinggi bagi setiap muslimah.
Termasuk bagian yang harus diteladani adalah tentang aktivitas bagi wanita. Apalagi saat ini semakin tidak jelas perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Ingatlah dalam Islam bahwa laki-laki tidak sama dengan perempuan. Ada wilayah yang sama, namun ada yang berbeda.
Ustadz Budi Ashari, Lc menyebutkan musibah peradaban saat ini adalah saat melahirkan generasai “tanpa corak”. Generasi yang bingung dimulai dari orangtua yang bingung dengan perannya.
Hingga “corak” yang anak miliki entah dari mana datangnya. Saat kedua orangtua meninggalkan rumah, siapa yang mendidik anak-anak di kesehariannya?
Dalam Surat AL Ahzab ayat 33 teks menyatakan, ”Menetaplah kalian di rumah-rumah kalian!” Ini perintah Allah. Inilah pondasi dasar.
Bukan berarti harus selalu dikurung dalam rumahnya. Bukan bermakna perempuan tidak boleh memiliki keterampilan, tidak boleh punya lifeskill.
Mari kita lihat bagaimana profesi para ummahatul mukminin istri para Rasulullah.
Pertama, mari kita bahas ibunda kita, Zainab binti Zahsy. Imam Adz-Dzahabi (2015:249) menyebutnya, “… salah seorang pemimpin wanita di bidang agama, (memiliki) sifat wara’, kemurahan hati, dan kebajikan.”
Ibunda ‘Aisyah, meski sering cemburu pada Ibunda Zainab dan terjadi persaingan antara keduanya, namun tetap adil memuji.
Al Mishri (2015:260) mengungkap apa yang disampaikan Ibunda ‘Aisyah, “Di antara istri-istri Nabi, dialah (Zainab) yang menyamai kedudukanku (di mata Rasulullah), hingga Allah menjaganya dengan sifat wara’.”
Zainab tidak memiliki harta atau perhiasan sedikit pun. Ia adalah sosok yang bekerja dengan keterampilan kedua tangannya.
Ia menyamak dan melubangi kulit, setelah itu ia jual dan ia sedekahkan hasilnya di jalan Allah. Hal ini mengisyaratkan kemuliaan Zainab di sisi Allah doanya mustajab.
Ketika memahami ayat perintah menetaplah kalian di rumah kalian. Bukan berarti perempuan tidak boleh punya penghasilan.
Zainab bisa menyamak kulit, untuk perkakas, tempat minum, bejana, dll. Zainab juga punya juga kemampuan menenun. Kemudian bershadaqah dari hasil pekerjaannya itu.
Dalam sebuah riwayat disebutkan juga bisa jualan minyak wangi. Ini menunjukkan mereka punya banyak aktivitas.
Tapi mereka faham betul bahwa tugas mereka adalah mengurus rumah tangga, mengurus Rasulullah. [MRR]
sumber: parentingnabawiyah.com