JANGAN memberat-beratkan diri ketika beribadah. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa agama Islam itu adalah agama yang indah. Agama yang memang tidak memaksakan umatnya untuk memberatkan diri dalam beribadah.
Baca Juga: Bentuk Ibadah saat Mendapat Nikmat
Jangan Memberat-beratkan Diri ketika Beribadah
Asy-Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin berkata,
لا ينبغي للإنسان أن يتعمق و يتنطع في العبادة وأن يكلف نفسه ما لا يطيق ويصلي ما دام نشيطا فإذا تعب فليرقد ولينم لأنه إذا صلى مع التعب تشوش فكره وسئم ومل وربما كره العبادة وربما ذهب ليدعو لنفسه فإذا به يدعو عليها، فلو سجد وأصابه النعاس ربما أراد أن يقول رب اغفر لي، قال رب لا تغفر لي لأنه نائم فلهذا أمر النبي صلى الله عليه وسلم بحل هذا الحبل وأمرنا أن يصلي الإنسان نشاطه فإذا تعب فليرقد.
“Tidak selayaknya bagi seseorang untuk memberat-beratkan diri dalam hal ibadah, dan membebani dirinya dengan perkara yang dia tidak mampu.
Hendaknya dia mengerjakan shalat di saat dia bersemangat. Dan apabila dia letih, hendaknya dia tidur.
Karena jika dia shalat disertai dengan rasa kantuk, niscaya hal itu akan mengganggu pikirannya dan membuatnya jenuh. Dan bisa jadi dia membenci ibadah dengan sebab itu.
Terkadang dia ingin berdoa untuk kebaikan dirinya, namun ternyata dia berdoa untuk kejelekan dirinya. Ketika dia sujud dalam keadaan mengantuk, terkadang dia ingin berdoa dengan berucap, ‘Ya Allah, ampunilah aku,’ ternyata dia berucap, ‘Ya Allah, jangan ampuni aku,’ sebab dia tertidur.
Oleh karena itu, Nabi _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ memerintahkan untuk melepaskan tali ikatan (kantuk) ini. Beliau _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ memerintahkan seseorang untuk shalat ketika bersemangat. Dan apabila terasa letih, maka hendaknya dia tidur.”
Sumber:
Syarh Riyadhis-Shalihin, jilid 1, hlm. 420
[Cms]
Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.
https://t.me/alfudhail