SEORANG wanita asal Plymouth, Inggris, memutuskan masuk Islam setelah 4 kali membaca Al-Qur’an dalam waktu sebulan. Ia bernama Maryum, wanita yang tumbuh dalam keluarga Gereja Kristen Inggris.
Diceritakan dalam Plymouth Live, saat masa remaja Maryum mulai bimbang, ia tidak benar-benar dapat memahami alasan harus pergi ke gereja setiap hari Minggu, selain hanya mengikuti kepercayaan yang telah ia dapat sejak lahir.
Maryum mengucapkan syahadat di Piety Islamic Centre. Dia berkata bahwa dia masuk Islam sedikit demi sedikit, setelah mempelajari agama Ibrahim lainnya di universitas.
Baca Juga: Kisah Orang Jepang Masuk Islam Karena Susah Tidur
Wanita ini Masuk Islam Setelah 4 Kali Membaca Al-Quran Selama Sebulan
Suatu hari terjadi percakapan antara dirinya dengan seorang tukang listrik yang datang untuk memperbaiki sesuatu di rumahnya tepat setelah pemboman Manchester.
Dia berkata, “Saya sedang melihat ponsel saya (melihat berita pengeboman di Manchester) dan saya berkata ‘Ini sangat mengerikan’.”
Lalu tukang listrik itu merespon dengan pertanyaan, “itu jelas ekstrim, apa pendapatmu tentang Muslim yang normal (Muslim yang tidak melakukan tindakan ekstrimis)?”
Lalu Maryum berkata bahwa dirinya tidak tahu karena tidak mengenal Muslim. Pertanyaan tukang listrik itu membuatnya mencari tahu lebih lanjut tentang Islam.
Selama Ramadan tahun ini, Maryum membaca Al-Quran empat kali dalam terjemahan, ia melakukan penelitian lebih lanjut pada bagian-bagian yang tidak dia mengerti.
Ia banyak mendengar dan melihat orang-orang mengambil potongan ayat-ayat Al-Qur’an dan mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut mencerminkan Islam sebagai agama yang mengajarkan kekerasan dan kebencian.
“Jadi saya ingin melihat apa yang dikatakan sebenarnya, (namun) saya tidak menangkap pesan kekerasan di dalamnya. Saya terus berpikir bahwa pasti ada sesuatu di dalamnya (Islam) karena ini adalah agama yang tumbuh paling cepat di dunia,'” kata Maryum
Keluarganya sempat bereaksi atas keputusannya masuk Islam, terutama nenek dan ibunya. Walaupun sempat membuatnya kesal, ia mengaku lebih mendapat tantangan atas reaksi dari teman-temannya dan orang-orang gereja.
Mereka telah memberi stigma terhadap Islam sebagai agama yang radikal.
Mereka tidak menyangka Maryum memilih agama yang telah meradikalisasi dirinya dan yang mengekang kebebasan wanita. Padalah para pejuang perempuan telah berupaya keras untuk membebaskan dirinya dari penindasan.
“Saya pikir sulit bagi banyak orang untuk percaya bahwa ini adalah pilihan saya. Iman membuat saya merasa bahagia dan puas, saya terus berpikir bahwa Allah lebih besar dari semua masalah kita, apa pun yang terjadi.”
Maryum mengungkapkan dia justru menemukan hal yang berbeda. Saat melibatkan diri dengan berbagai kegiatan di masjid, dia bertemu dengan para Muslimah yang sangat bersahabat dan menyambutnya dengan baik.
“Mereka sudah saling mengenal lebih lama dibandingkan mereka mengenal saya, tetapi saya tak pernah merasa seperti orang asing,” ujar Maryum. [Ln]