CACAR monyet atau monkeypox telah diumumkan oleh WHO sebagai darurat kesehatan global sejak bulan Juli lalu. Virus yang telah terkonfirmasi hingga saat ini tidak saja menyerang orang dewasa namun anak-anak dan remaja yang tinggal di daerah endemik.
Center of Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa virus ini lebih mungkin terinfeksi pada anak-anak di bawah usia 8 tahun.
Berdasarkan laporan dari American Academy of Pediatrics, pada 21 Agustus, 17 kasus pediatrik telah dilaporkan pada anak-anak berusia 0-15 tahun dan 134 kasus telah dilaporkan pada remaja/dewasa muda berusia 16 hingga 20 tahun di Amerika Serikat.
Proporsi tertinggi kasus berdasarkan ras dan etnis telah dilaporkan pada orang-orang yang merupakan Indian Amerika/Alaska Native (30,6%), Hispanic atau Latino (31,8%) dan Black atau African American (33,2%)
Anak-anak dengan kondisi imunokompromis, seperti eksim berisiko terkena penyakit cacar monyet yang parah.
Baca Juga: Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia Terkonfirmasi
Karakteristik penting dari wabah ini adalah bahwa banyak kasus yang dilaporkan terjadi di komunitas laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), sehingga layanan kesehatan memprioritaskan kelompok ini untuk vaksin.
Namun, para ahli kesehatan telah menekankan bahwa penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan menyebar melalui kontak dekat, termasuk menyentuh ruam yang timbul, atau benda-benda yang pernah digunakan oleh seseorang yang terjangkit virus tersebut.
Karena itu, anak-anak rentan terhadap virus. Namun, tidak diketahui apakah mereka lebih rentan terhadap cacar monyet daripada orang dewasa, tetapi beberapa mungkin berisiko lebih tinggi daripada yang lain.
CDC menyatakan bahwa anak-anak yang berisiko terkena penyakit cacar monyet yang parah meliputi: anak kecil; anak-anak dengan eksim dan kondisi kulit lainnya seperti luka bakar, impetigo atau jerawat parah; dan anak-anak dengan kondisi yang membahayakan sistem kekebalan mereka.
Gejala cacar monyet pada anak
Ruam adalah gejala cacar monyet yang paling umum, dan dapat terlihat mirip dengan ruam yang sering terlihat pada anak-anak, termasuk ruam yang disebabkan oleh cacar air, herpes, ruam kulit alergi dan penyakit tangan, kaki, dan mulut.
Ruam biasanya dimulai sebagai lesi makulopapular dan kemudian berkembang menjadi vesikel, pustula, dan koreng.
Gejala umum lainnya termasuk demam, limfadenopati, kelelahan dan sakit kepala, meskipun gejala ini tidak selalu ada. [Ln]