REZEKI Allah itu bisa beragam bentuknya, baik berupa apa yang diberikan atau apa yang tidak diberikan Allah. Seorang muslim adalah yang berserah kepada Allah dalam kondisi apapun. Ia mampu menerawang banyaknya hikmah dibalik ketetapan-Nya.
الرّزقُ ليس الخير الذي
يُعطيكَ الله إياه فقط
بل الشّر الذي يصرفه عنك أيضاً!
“Rezeki bukanlah kebaikan yang Allah berikan kepadamu saja. Tapi juga keburukan yang dihindarkan darimu”.
Baca Juga: Benarkah Baca Surat Al-Waqiah Dapat Melancarkan Rezeki?
Apa yang Tidak Diberikan Allah Itu Rezeki
Berikut ini beberapa penjelasan Ustaz Faisal Kunhi M.A:
Sering kali manusia menganggap rezeki itu ketika Allah memberikannya uang, rumah, kendaraan, pasangan hidup dan perhiasan dunia lainnya, padahal ketika Allah tidak memberikan apa yang ia inginkan bisa jadi itu juga cara Allah menyelamatkannya.
Misalnya, seseorang yang sangat menginginkan kehadiran anak, lalu Allah belum memberikannya, bisa jadi karena ia belum memiliki ilmu yang cukup untuk mendidik anaknya.
Atau Allah ingin dia membantu saudaranya yang memiliki banyak anak, tetapi tidak memiliki banyak harta, sedangkan ia punya banyak harta tetapi belum memiliki buah hati.
Ada pula seseorang yang belum memilki jodoh, bisa jadi jika ia memilikinya dengan segera ia akan bercerai, karena Allah tidak selalu memberikan kepada kita pasangan yang kita inginkan, tetapi Allah memberikan pasangan yang tepat walau kita tidak mengingikannya saat itu.
Syaikh Mutawwali Assya’rawi berkata:
اتحزن على أي شيء فقدته، فربما لو ملكته لكان حزنك أكبر
“Jangan bersedih atas apa yang hilang darimu. Karena jika kamu memilikinya, mungkin kesedihanmu akan jauh lebih besar”.
Seseorang yang ingin naik pesawat, lalu ia terlambat karena terjebak macet dan akhirnya ia tertinggal pesawat, dan saat ia itu menggerutu dan kecewa dan beberapa menit kemudian ia bersyukur, karena pesawat yang akan ia tumpangi itu mengalami kecelakaan.
Maka yang harus kita pahami adalah ketika Allah tidak memberikan sesuatu yang kita inginkan disitulah pemberiannya yang sempurna karena Ia ingin menyelamatkan kita.
Sesungguhnya kita manusia dihadapan Allah seperti anak kecil yang merenggek meminta sesuatu, seperti anak yang minta dibelikan motor sedangkan umurnya belum cukup
Orang tua tidak memberikannya bukan karena tidak sayang, tetapi justru karena ia sangat sayang, sebab ia takut anaknya celaka ketika mengendarainya disebabkan usia yang belum cukup dan emosinya yang belum stabil.
Seorang hamba hendaknya dapat merasakan pemberian Allah sebagai anugerah, maka ia juga harus merasakan bahwa cobaan dan ujian itu juga anugerah dan kasih sayang-Nya.
Hikmah seorang hamba dalam keadaan kesusahan atau sedang tertimpa bencana ia akan bertambah dekat dengan-Nya, maka semakin berlimpahlah kasih sayang Allah kepada-Nya.
Syaikh Ibnu Athaillah berkata:
مَنْ ظَنَّ اِنْفِكَاكَ لُطْفِهِ عَنْ قَدْرِهِ فَذٰلِكَ لِقُصُوْرِ نَظَرِهِ
“Barang siapa mengira lepasnya kasih sayang Allah dari ketetapan atau takdir Nya, maka yang demikian adalah karena kedangkalan penglihatan mata batinya.” [Ln]