SHALAT adalah penyebab kebahagiaan. Ada salah satu hadis yang membahas tentang hal tersebut. Dijelaskan bahwa ada kebahagiaan di dalam shalat.
Baca Juga: Pentingnya Shalat Dhuha
Shalat adalah Penyebab Kebahagiaan
Hadis Anas bin Malik
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “حُبِّبَ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا النِّسَاءُ وَالطِّيبُ، وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ”
Dari Anas, dia berkata: Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dijadikan kecintaan bagiku dari dunia ini: wanita dan minyak wangi. Dan dijadikan kebahagianku di dalam sholat.” (HR. Nasai, no. 3939; Ahmad, no. 14037. Syaikh Al-Albani berkata: “Hasan Shohih”. Dihasankan oleh Syu’aib Al-Arnauth di dalam ta’liq Musnad Ahmad)
Penjelasan Hadis
1. Kecintaan kepada wanita adalah fitroh manusia, dan tidak bertentangan dengan kedudukan kenabian.
2. Kecintaan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Allah melebihi kecintaan beliau kepada wanita.
3. Wanita adalah ujian bagi laki-laki yang paling berat, maka jangan sampai wanita menjadikan sebab maksiat, atau melalaikan urusan akhirat.
4. Kecintaan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam kepada wanita tidak semata-mata kecintaan syahwat sebagaimana umumnya laki-laki.
Namun, Allah yang menjadikan beliau mencintai wanita, sehingga beliau memiliki banyak istri dan menjadi sarana untuk menyebarkan syari’at.
Sebab para istri beliau yang menceritakan sunnah Nabi di dalam rumah, berkaitan makan, minum, tidur, bangun, dan lainnya.
5. Kecintaan kepada kenikmatan dunia yang halal, seperti wanita dan lainnya, ketika tidak melalaikan dari kewajiban dan tidak menyebabkan kemaksiatan, maka tidak tercela.
6. Kecintaan kepada wangi adalah fitroh manusia, dan bau wangi disukai oleh malaikat. Sedang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sering berhubungan dengan malaikat Jibril.
7. Shalat bukan termasuk urusan dunia, tetapi perkara akhirat.
8. Shalat sebab untuk meraih kebahagiaan, sebab dengan sholat seseorang bermunajat langsung kepada Allah dengan tanpa perantara, mengadukan masalahnya, dan memohon pertolongan kepada-Nya. Maka sepantasnya kita memahami makna-makna kalimat di dalam shalat.
[Cms]
Ditulis oleh Ustaz Muslim Atsari, dipublikasikan di Group Wa Asatidz Majlis al-Fiqh wa al-Hadits
Sragen, Dhuha Rabu, 26-Shofar-1442 H / 14-Oktober-2020 M
https://t.me/bimbingansyariah