MIMPI dianggap sebagian orang sebagai ‘bunga’ tidur. Tapi, tidak begitu jika mimpi bernilai hikmah. Bahkan orang yang wafat pun bisa berkomunikasi dengan yang hidup lewat mimpi.
Tidak semua bisa dianggap ‘bunga’ tidur. Begitu banyak mimpi yang justru memberikan hikmah atau pelajaran yang luar biasa.
Satu, Mimpi sebagai Wahyu Allah.
Para Nabi ada yang menerima wahyu lewat mimpi. Salah satunya apa yang pernah terjadi dengan Nabi Ibrahim alaissalam. Hal itu disampaikan Al-Qur’an.
Nabi Ibrahim menyampaikan ke puteranya, Ismail alaihissalam, bahwa ia mendapatkan mimpi. Dalam mimpi itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih Nabi Ismail.
Nabi Ibrahim menyambut dengan sikap ‘sami’na wa atho’na’, kami mendengar dan kami taat. “Lakukanlah apa yang telah diperintahkan, niscaya insya Allah aku akan bersabar.”
Dua, Mimpi Bertemu Nabi Muhammad.
Tidak sembarang orang bisa bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Hanya mereka yang saleh saja yang mampu mengalami itu.
Mereka yang bermimpi bertemu Nabi pun memiliki kadarnya masing-masing. Ada yang mimpi bertemu dengan Nabi dengan penampakan wajah yang begitu jelas. Ada pula yang samar.
Hal tersebut, menurut para ulama, bergantung dari tingkat kesalehan yang bermimpi. Semakin bagus kesalehannya, semakin jelas penampakan wajah Nabi.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia akan bertemu denganku dalam keadaan terjaga, dan setan tidak dapat menyerupaiku.” (HR. Bukhari)
Kadang dalam mimpi, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan pelajaran. Ada juga berisi perintah untuk melakukan sesuatu yang baik.
Tiga, Mimpi Mendapatkan Pelajaran Hikmah.
Banyak para tabi’in atau ulama yang mendapatkan pelajaran lewat mimpi. Pelajaran itu bisa dalam bentuk pertemuannya dengan Rasulullah, dengan para sahabat, juga dengan malaikat.
Seorang ulama hadis bernama Abdullah Ibnu Mubarak rahimahullah, pernah mendapatkan mimpi melihat dua malaikat saling berkomunikasi tentang siapa yang diterima hajinya.
Saat itu, Ibnu Mubarak tengah tertidur di saat sedang pelaksanaan ibadah haji. Dari mimpi itulah, beliau diisyaratkan untuk mengunjungi seorang tukang servis sepatu di sebuah tempat yang disebutkan. Hal ini karena dialah para jamaah haji saat itu bisa diterima ibadahnya.
Ketika dikunjungi, ternyata memang benar ada orang seperti di mimpi itu. Tukang servis sepatu yang ditemui itu mengatakan kalau ia batal berangkat haji karena menyerahkan semua tabungannya untuk anak-anak yatim yang sangat membutuhkan.
Ibnu Mubarak pun menyampaikan mimpinya itu ke yang bersangkutan. Ia katakan bahwa meskipun si tukang sepatu itu tidak jadi berangkat, tapi pahala hajinya telah diterima di sisi Allah.
Empat, Mimpi Orang Wafat ke yang Masih Hidup.
Mimpi ini banyak dialami oleh para sahabat radhiyallahum ajma’in sesama mereka. Begitu pun dari para ulama dan orang-orang saleh.
Ada seorang sahabat Nabi yang wafat, tapi belum sempat membayarkan utangnya. Padahal, ia sudah menyiapkan uangnya di suatu tempat yang hanya diketahui oleh si mayit.
Seorang sahabat Nabi yang masih hidup bermimpi bertemu dengan si mayit. Si mayit mengabarkan bahwa uangnya yang akan dibayar untuk melunasi utang ada di tempat ini dengan jumlah sekian.
Yang bermimpi ini pun mendatangi tempat yang sudah disebutkan dalam mimpi. Ternyata, memang benar di tempat itu tersimpan uang dengan jumlah yang telah disampaikan. Uang itu pun ia bayarkan untuk melunasi utang si mayit.
Jadi, ketika Allah subhanahu wata’ala memberikan hidayah kepada kita dengan cahaya kebaikan, Allah akan memberikan kita begitu banyak pelajaran melalui mimpi. Termasuk ketika bermimpi berjumpa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. [Mh]