HATI-HATI istidraj. Ciri-cirinya adalah ketika seseorang meninggalkan kewajiban seperti shalat fardhu, melakukan perkara yang dilarang dari kesyirikan, kekufuran, hal-hal yang menyelisihi petunjuk Nabi dan kemaksiatan.
Baca Juga: Sedang Mengalami Istidraj
Hati-Hati Istidraj
Namun, dari segala macam doa yang dilakukan itu, tetapi hartanya terus bertambah, hidupnya kelihatan mudah dan selalu ada jalan, inilah yang disebut dengan istidraj.
Para ulama menjelaskan istidroj adalah keadaan orang yang terus mendapat nikmat sedang dirinya tenggelam dalam kedurhakaan kepada perintah Allah dan Rosul-Nya.
Dirinya lalai dari peringatan Allah, dia semakin bangga dengan kemaksiatan yang dilakukan, pada saat itulah Allah timpakan azab kepadanya dengan sekonyong-konyongnya.
Hal ini telah Allah sinyalir di dalam Al-Qur’an,
فلما نسوا ما ذكروا به فتحنا عليهم أبواب كل شيء حتى إذا فرحوا بما أوتوا أخذناهم بغتة فإذا هم مبلسون
“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, maka Kami bukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka sudah merasa bangga dengan apa yang telah diberikan, Kami azab mereka dengan sekonyong-konyongnya, pada saat itulah mereka terdiam berputus asa.” (Al-An’am: 44)
Al-Hafidzh Ibnu Katsir Asy-Syafii menjelaskan,
“Bahwa mereka berpaling dari peringatan Allah, melupakannya dan membuangnya dibalik punggung mereka.
Kendati demikian Allah bukakan bagi mereka semua pintu rezeki dari segala macam yang mereka pilih.
Hal itu sebagai bentuk istidroj dari Allah untuk mereka dan kami berlindung kepada Allah dari muslihat-Nya.
Dan setelah itu Allah azab mereka di saat mereka lalai dan merekapun akhirnya putus asa dari seluruh kebaikan.”
(‘Umdatut Tafsir 1/773 Al-‘Allamah Ahmad Syakir)
Rasulullah juga telah memperingatkan,
إذا رأيت الله يعطي العبد من الدنيا على معاصيه مايحب فإنما هو استدراج
“Apabila engkau melihat Allah memberi seorang hamba urusan dunianya sedang dia terus durhaka epada-Nya dari hal yang dia suka maka ketahuilah bahwa itu adalah istidroj seraya membacakan firman Allah (Al-An’am 44).”
(HR. Ahmad dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam “Ash-Shohihah” 423 dari Uqbah bin Amir)
Jangan kita korbankan akhirat hanya demi meraih sejumput dunia.
Karena dunia Allah berikan kepada siapa yang Dia cintai dan yang Dia murkai. Sedangkan keimanan dan petunjuk hanya Allah berikan kepada orang yang dicintai-Nya. [Cms]
https://t.me/manhajulhaq