MANUSIA memiliki dua pilihan saat ia telah mengenal kebaikan, yaitu menjadi pelaku kebaikan atau perusak kebaikan. Bagi yang memilih untuk menjadi pelaku akan berusaha sekuat tenaga untuk membuka pintu kebaikan, dan bagi perusak, sejatinya ia tidak sedang merusak hakikat kebaikan itu sendiri namun ia merusak keyakinan atas kebaikan yang ada di dalam benaknya.
Dalam sebuah hadis yang berbunyi:
عن أنس بن مالك -رضي الله عنه- قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: ( إنَّ من الناس ناساً مفاتيح للخير مغاليق للشر، وإنَّ من الناس ناساً مفاتيح للشر مغاليق للخير، فطوبى لمن جعل الله مفاتيح الخير على يديه، وويل لمن جعل الله مفاتيح الشر على يديه (رواه ابن ماجه) باب من كان مفتاحا للخير 237
Dari sahabat Anas bin Malik, Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya diantara manusia ada yang menjadi kunci kebaikan dan penutup pintu kejelekan. Namun ada juga yang menjadi kunci kejelekan dan penutup pintu kebaikan. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang Allah jadikan sebagai kunci kebaikan melalui kedua tangannya. Dan celakalah bagi orang-orang yang Allah jadikan sebagai kunci kejelekan melalui kedua tangannya”. (HR Ibnu Majah)
Baca Juga: Membalas dengan Kebaikan
Pembuka Pintu Kebaikan
Mengenai hadis di atas Ustaz Syahroni Mardani, Lc, mengatakan bahwa ada manusia yang kemunculannya menjadi pembuka segala kebaikan dan penutup keburukan. Sejak dia hadir, banyak membawa dampak positif. Bahkan banyak hal-hal buruk jadi lenyap.
Lalu sebaliknya ada juga manusia yang kehadirannya menjadi pembuka segala keburukan. Sejak dia datang keburukan muncul dan kebaikan lenyap. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala jadikan kita semua pembuka pintu pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan.
Wallahu A’lam. [Ln]