REFLEKS kejut pada bayi sering kali membuat bayi menangis, dan ini tentu membuat orangtua khawatir. Namun reflek kejutan bayi baru lahir benar-benar normal dan mungkin hanya akan berlangsung selama beberapa bulan.
Refleks kejut juga disebut refleks moro, adalah salah satu dari banyak refleks bayi baru lahir, atau gerakan tak sadar yang dibawa bayi sejak lahir. Ketika terkejut, bayi yang baru lahir melemparkan kepalanya ke belakang, menjulurkan tangan dan kakinya, lalu menarik anggota tubuhnya ke dalam.
Baca Juga: Membacakan Buku untuk Bayi Dapat Dilakukan Sedini Mungkin
Refleks Kejut pada Bayi Itu Normal
Terkadang bayi tidak terpengaruh oleh kejutan. Di lain waktu itu dapat membangunkan mereka dari tidur atau membuat mereka menangis.
Refleks kejut memuncak selama bulan pertama setelah lahir. Biasanya menghilang pada usia sekitar 2 bulan.
Terkadang, reflek kejutan ini bisa berlanjut selama tiga atau empat bulan. Beberapa bayi terus mengalaminya lebih lama, tetapi jika bayi Bunda masih memiliki refleks terkejut setelah 6 bulan, bicarakan dengan dokter.
Juga bawa ke dokter jika bayi yang baru lahir tampaknya tidak memiliki refleks kejut, atau hanya memilikinya di satu sisi tubuh mereka. Ini sangat tidak biasa, dan mungkin mengindikasikan masalah dengan otak, sumsum tulang belakang, atau saraf.
Agar bayi tidak kaget saat bangun:
- Bedong bayi Anda yang baru lahir sebelum menidurkannya. Ini akan membuat lengan dan kaki mereka terselip di tubuh mereka.
- Putar white noise (gunakan mesin suara atau putar musik yang tenang) di dalam ruangan agar suara lain tidak mengganggu tidur mereka.
- Baringkan bayi dengan lembut. Jaga tangan Bunda pada bayi saat Bunda membaringkannya, lalu perlahan-lahan lepaskan tangan Bunda satu per satu.
- Bergerak perlahan dan tenang di ruangan tempat bayi tidur.
Apakah bayi yang lebih besar masih akan terkejut dengan suara keras?
Ya, wajar jika bayi yang lebih besar dikejutkan oleh suara keras atau sensitif. Alasan mengapa bayi tiba-tiba menangis saat mendengar suara keras adalah karena suara tersebut tidak familiar atau tidak menyenangkan. Plus, itu adalah bagian normal dari perkembangan mereka.
Bayi lebih sensitif terhadap kebisingan daripada orang dewasa karena mereka memiliki saluran telinga yang lebih kecil. Ruang yang lebih sempit itu semakin memperkuat suara yang keras. Suara yang sangat keras bahkan dapat membahayakan pendengaran bayi.
Jika bayi mudah takut mendengar suara, kecilkan volume elektronik di rumah. Bicaralah lebih pelan dan jauhkan peralatan berisik seperti blender saat bayi berada di dalam kamar.
Salah satu suara yang disukai bayi adalah white noise, seperti suara penyedot debu, pengering, atau mesin suara bayi. Memainkan white noise bahkan dapat menghentikan tangisan bayi yang kolik. Hanya suara keras yang tiba-tiba membuat mereka takut.
Secara umum, bayi menangani gangguan dan kebisingan dengan lebih baik seiring bertambahnya usia. Saat bayi dewasa dan terbiasa dengan suara yang berbeda, mereka mungkin akan berhenti menangis saat mendengar suara keras. [Ln]