Sahabat Muslim, tahukah kamu bahwa Al-Qur’an akan mendatangi kita di hari kiamat nanti? Oleh sebab itu, penting untuk kita mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak agar mereka menjadi rajin membaca Al-Qur’an
Baca Juga: Makna Melupakan Ayat Al-Qur’an
Al-Qur’an akan Mendatangi Kita di Hari Kiamat nanti
عن أبي أمامة قال : أمرنا رسول الله – صلى الله عليه وسلم – بتعلّم القرآن ، وحثّنا عليه ، وقال : ” إن القرآن يأتي أهله يوم القيامة أحوج ما كانوا إليه ، فيقول للمسلم : أتعرفني ؟ فيقول : من أنت ؟ فيقول : أنا الذي كنت تحب ، وتكره أن يفارقك الذي كان يسحبك ، ويدنيك . فيقول : لعلك القرآن . فيقدم به إلى ربه – عز وجل – فيعطى الملك بيمينه ، والخلد بشماله ، ويوضع على رأسه السكينة ، وينشر على أبويه حلّتان لا تقوم لهما الدّنيا أضعافا ، فيقولان : لأي شيء كسينا هذاه ولم تبلغه أعمالنا ؟ فيقول : هذا بأخذ ولدكما القرآن” . رواه الطبراني وصححه الألباني رحمه اللّه
Dari Abu Umamah (Shudai bin Ajlan bin Wahb al-Bahili), di antara sahabat nabi ketika haji wada’ beliau berusia 13 tahun (menunjukkan beliau masih anak-anak ketika itu) dan setelah nabi meninggal beliau pindah ke Syam wilayah Himsy.
Beliau sahabat yang paling terakhir meninggal di Syam pada tahun 86 H, termasuk di antara ‘alim dari ‘ulama sahanat dan memiliki keutamaan.
Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk mempelajari Al-Qur’an dan beliau mendorong (memberi semangat) kami untuk mempelajarinya.”
Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Al-Qur’an akan mendatangi pemiliknya pada hari kiamat (bacaan Al-Qur’an seorang hamba) yang paling mereka butuhkan (kelak di hari akhir).”
Dan dikatakan kepada muslim (pembaca Al-Qur’an): “Apakah engkau mengenalku?”
Muslim (yang membaca al-Qur’an) berkata: “Siapa kamu?”
Maka (bacaan al-Qur’an tersebut) berkata: “Akulah yang kamu senangi dahulu dan engkau merasa benci jika berpisah denganmu, akulah yang senantiasa menarikmu dan mendekatkanmu (ketika engkau menjauh dariku).”
Maka hamba Allah ini (pembaca Al-Qur’an) berkata: “Apakah engkau Al-Qur’an?”
Maka dia pun dihadapkan kepada Allah ‘Azza wajalla, kemudian dia diberikan kekuasaan dengan tangan kanannya dan kekekalan dengan tangan kirinya (menunjukkan kemuliaan kepada pembaca Al-Qur’an tersebut).
Dan diletakkan diatas kepalanya ketenangan, diberikan kepada kedua orangtuanya dua hullah (pakaian kebesaran) yang mana dunia tidak pernah tegak dengan kedua hullah berlipat-lipat (yakni dua hullah ini tidak bisa dibandingkan dengan dunia meskipun berlipat-lipat).
Kedua orang tuanya pun berkata: “Dengan sebab apa kami diberi pakaian ini, sementara amalan kami tidak sampai untuk mendapatkan ini?
Maka dikatakan kepadanya: “Ini disebabkan anak kalian berdua karena (mempelajari, membaca dan mengamalkan) Al-Qur’an.” [HR. Thabrani dan dishahihkan Syaikh al-Albani rahimahullah]
Faedah hadis
1. Anjuran untuk belajar Al-Qur’an al-Karim.
2. Anjuran untuk mempelajari Al-Qur’an semenjak kecil, sebagaimana nabi memerintahkan para shahabat dan juga Abu Umamah (yang pada waktu itu berusia 13 tahun)
3. Semangat dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengarahkan umatnya kepada kebaikan.
4. Syafa’at al-Qur’an yakni bacaan Al-Qur’an bagi orang yang senantiasa membaca dan mengamalkannya.
5. Bahwa sesuatu yang tadinya tidak berjasad menjadi berjasad (berbentuk) yakni bacaan Al-Qur’an pada hari kiamat dengan izin Allah ta’ala.
6. Keutamaan menghabiskan waktu untuk mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya.
7. Syafa’at ahlul Qur’an kepada kedua orangtuanya.
[Cms]
Majmu’ah Tarbiyatul Aulad
t.me/TarbiyatulAulad