TAK seorang pun yang tahu apa yang akan ia alami nanti. Dan inilah bentuk kasih sayang Allah yang kadang disalahpahami.
Ada yang mungkin berangan-angan punya kemampuan super bisa melihat yang akan terjadi nanti. Dengan kemapuan ini, dibayangkan bisa melakukan antisipasi sebelum memang benar terjadi.
Angan-angan ini sayangnya begitu picik. Karena hanya melihat satu sisi saja. Dan mengabaikan berbagai sisi yang lain.
Bayangkan jika seseorang sudah tahu kalau besok ia akan tertabrak mobil. Tentu, ia akan menghindari jalan raya. Ia tidak mau pergi kemana-mana.
Pertanyaannya, apa bisa orang ini bekerja dengan tenang? Apa mungkin orang ini bisa istirahat dan bertingkah normal? Ia akan sangat takut dan paranoid dengan mobil. Bahkan dengan foto mobil sekalipun.
Bayangkan juga jika seseorang sudah tahu kalau orang tua, suami atau istri, atau anak-anaknya akan wafat dalam waktu sepekan mendatang. Apakah pengetahuan itu menguntungkan atau sebaliknya: sangat menyusahkan.
Siapa pun tidak akan pernah bisa hidup normal jika mengetahui yang akan terjadi. Padahal, kehidupan yang normal merupakan nikmat yang sangat luar biasa: bisa tersenyum, selalu bahagia, enak makan dan minum, dan nyaman tidur.
Ada dua penyikapan terhadap hal yang akan terjadi yang memiliki kadar yang berbeda. Yaitu, hammun dan khaufun.
Hammun adalah penyikapan dalam bentuk ketakutan terhadap sesuatu yang belum terjadi dan tidak memiliki kejelasan. Misalnya, terhadap musibah apa yang akan dialami nanti.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa agar Allah mengikis habis penyikapan ini dalam hati kita. Yaitu, “Allahumma innii a’udzu bika minal hammi wal hazni….” Ya Allah aku berlindung padaMu dari sifat hammun dan hazanun.”
Hammun adalah rasa tidak nyaman terhadap sesuatu yang belum terjadi, sementara hazanun adalah rasa tidak nyaman terhadap sesuatu yang sudah berlalu.
Khauf adalah penyikapan dalam bentuk ketakutan yang sangat terhadap sesuatu yang belum terjadi. Dan setan selalu menyebar khauf kedalam hati orang beriman. Khauf terhadap apa saja, termasuk terhadap setan itu sendiri.
Ketika orang mukmin yang istiqamah akan wafat, malaikat datang menenangkan hatinya. Malaikat berbisik, allaa takhafuu walaa tahzanuu. Janganlah kalian takut dan jangan pula bersedih.
Jangan takut karena kehidupan kalian sesudah ini penuh dengan kenikmatan, yaitu di surga. Dan jangan sedih karena Allah akan menjamin kehidupan orang-orang yang ditinggalkan.
Jadi, bersyukurlah karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Nanti dalam arti tahun depan, bulan depan, pekan depan, esok, bahkan satu detik setelah ini.
Kalau pun yang akhirnya terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, ucapkanlah, “Qadarullah!” Sudah Allah takdirkan. Apa pun yang Allah kehendaki, maka terlaksanalah. [Mh]