WABAH Syirik. Beberapa hari lalu di media sosial banyak bermunculan ramalan tentang nasib Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) yang terseret Sungai Aare, Bern, Swiss.
Hal tersebut, ditanggapi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar Rahmat Syafei. MUI Jabar meminta masyarakat bersikap cerdas dan tak mempercayai ramalan paranormal.
“Kami juga mendengar banyak komentar yang tidak pada tempatnya. Statment paranormal itu jangan didengar lah. Paranormal itu kan dalam pandangan agama adalah perdukunan, mengikuti pandangan, paranormal, dukun mendengarkan ramalan itu sudah dikeluarkan fatwa haram,” ujar Rahmat kepada wartawan, Ahad (29/5). [Republika, 29/5]
Fenomena mistis memang “laku keras” diperdagangkan di negeri tercinta. Terbukti, belum lama sebuah film horror yang tayang di bioskop tembus 8 juta penonton.
Daniel O’Keefe menulis dalam bukunya yang berjudul “Stolen Lightning: The Social Theory of Magic”, yang diterbitkan di New York pada 1982, menjelaskan tentang kepercayaan sosial terhadap hal-hal magis yang berkembang di masyarakat.
“Kepercayaan masyarakat dengan hal magis atau klenik, tidak hanya ditemukan di zaman batu saja, bahkan di setiap zamannya, manusia akan selalu bertalian erat dengan hal-hal yang bersifat magis,” tulisnya.
Baca Juga: Syirik adalah Kezaliman Terbesar
Wabah Syirik
Lebih spesifik lagi, seorang peneliti Clifford Geertz menyebutkan bahwa dukun telah menjadi aset bagi kehidupan masyarakat adat di Indonesia.
View this post on Instagram
“Dukun memainkan peran penting dalam masyarakat. Ia dipercaya mengobati, menangani, dan memberi jampi agar pasiennya dapat menyelesaikan permasalahannya,” tulis Geertz dalam bukunya “Agama Jawa” yang diterbitkan pada tahun 2014.
Maraknya fenomena tahayul, bid’ah, dan khurafat di tengah masyarakat itu pula yang coba diberangus KH Ahmad Dahlan melalui gerakan dakwah Muhammadiyah seabad yang lalu.
Muhammadiyah adalah gerakan pemurnian akidah. Aspek akidah menyangkut ajaran yang mendasar soal iman dan tauhid, sehingga tak ada ruang sama sekali bagi praktik klenik dan perdukunan.
Mempercayai sesuatu bisa memberi manfaat atau mudharat tanpa izin Allah adalah syirik. Setan yang menghembus-hembuskan itu dalam hati manusia.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan apa yang harus dilakukan supaya tidak diganggu setan melalui kisah Abu Hurairah.
“Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum’.
Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.”
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah? Dia adalah setan.” [HR. Bukhari no. 2311]
Kalau dua tahun ini wabah penyakit kita perangi bersama, maka sesungguhnya wabah syirik lebih berbahaya![]