Sebelum mencari solusi mengatasi futur atau rasa malas dalam menuntut ilmu, kita harus terlebih dahulu mengetahui apa saja penyebabnya. Dari penyebab-penyebab itu, kita bisa mencari solusi yang tepat.
Baca Juga: Penyakit itu Bernama Futur
Solusi Mengatasi Futur dan Penyebabnya
Sebab-sebab futur dalam tholabul ‘ilmi disebutkan oleh para ulama antara lain kurangnya keikhlasan, jauhnya dari majelis ilmu, tidak bergaul dengan orang-orang yang soleh, lemahnya kesabaran, terfitnah oleh dunia.
Adapun cara menanggulanginya maka dengan berdoa kepada Allah agar diberi keistiqomahan dan berupaya memperbaiki sebab-sebabnya yaitu dengan memperkuat keikhlasan, menghadiri majelis ilmu terutama ilmu-ilmu yang menyangkut akidah tauhid, bergaul dengan orang sholeh, serta menguatkan kesabaran dengan menyontoh teladan para Rasul dan para ulama.
Allah ta’ala berfirman,
واصبر نفسك مع الذين يدعون ربهم بالغداة والعشي يريدون وجهه ولا تعد عيناك عنهم تريد زينة الحياة الدنيا ولا تطع من أغفلنا قلبه عن ذكرنا واتبع هواه وكان أمره فرطا
“Dan bersabarlah engkau bersama orang-orang yang menyeru ke jalan Robbnya di pagi dan petang hari demi mengharap Wajah-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan dunia dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti ambisi nafsunya sedang keadaannya sudah melampaui batas.” (Al-Kahf: 28)
Dari Abdullah bin ‘Amr rodhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya pada setiap amalan ada masa semangatnya dan saat-saat semangat ada masa futurnya.
Maka barangsiapa yang semangatnya diarahkan kepada sunnahku maka dia telah beruntung dan barangsiapa yang futurnya diarahkan kepada selain sunnahku maka ia telah binasa.”
(HR. Ahmad 6764 dishohihkan oleh Syaikh Muqbil Al-Wadi’i dalam “Al-Jami’us Shohih Mimma Laisa Fis Shohihain” 3250)
Dalam riwayat lain,
“Barangsiapa yang futurnya kepada bid’ah maka dia telah sesat dan barangsiapa yang futurnya kepada sunnah maka dia telah mendapat petunjuk.”
(HR. Ahmad 23521 dishohihkan oleh Syaikh Muqbil Al-Wadi’i dalam “Al-Jami’us Shahih Mimma Laisa fis Shohihain” 3251)
Maka dengan mengikuti sunnah seseorang akan dibimbing kepada sikap tawassuth (pertengahan) dalam beragama. Sehingga dirinya bangkit dari futur dan kembali istiqomah.
Sedangkan bid’ah akan menjerumuskan dirinya kepada sikap ifroth (berlebih-lebihan) atau tafrith (bermudah-mudahan) yang keduanya lembah kebinasaan. [Cms]
https://t.me/manhajulhaq