Surat Al-Falaq ayat 3 sampai 5 menjelaskan tentang permohonan perlindungan. Pada ayat-ayat sebelumnya, dijelaskan bahwa kita berlindung kepada Allah yang menguasai waktu Subuh.
Baca Juga: Surat Al-Falaq ayat 1 dan 2, Berlindung kepada Tuhan yang Menguasai Subuh
Surat Al-Falaq Ayat 3-5, Berlindung dari Kejahatan Malam, Tukang Sihir, dan Pendengki
Dari ayat 3 sampai 5 inilah dijelaskan secara rinci kita memohon berlindung dari apa.
Allah ta’ala berfirman:
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
“Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.” (Q.S. Al-Falaq: 3)
Faedah dari ayat ini:
1. “al Ghosiq” artinya malam, “waqoba” artinya tenggelamnya matahari secara keseluruhan (Tafsir Ibnu Katsir)
2. Sebagian ulama menafsirkan “al Ghosiq” artinya gerhana, “waqoba” artinya keadaan gelap karena gerhana.
3. Yang dimaksud ayat ini adalah meminta perlindungan dari hal-hal yang biasa terjadi ketika malam sudah gelap, dimulai ketika matahari tenggelam seluruhnya (Tafsir As Sa’di).
4. Ini menunjukkan bahwa waktu malam, ada banyak bahaya di luar rumah, diantaranya roh-roh jahat dan hewan-hewan yang berbahaya (Tafsir As Sa’di).
5. Oleh karena itu, di malam hari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hadits-hadits shahih memerintahkan kita untuk menutup pintu dan jendela sambil berdzikir, memerintahkan anak-anak untuk masuk ke rumah, menutup wadah-wadah makanan dan minuman, mematikan lampu, membaca Al Qur’an, shalat lail, membaca doa dan dzikir sebelum tidur.
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.” (Q.S. Al-Falaq: 4)
Faedah dari ayat ini:
1. Para ulama tafsir sepakat bahwa “an naffasat” di sini maksudnya adalah tukang sihir.
2. Tercelanya tukang sihir dan ilmu sihir. Dan tidak ada sihir yang baik atau sihir putih. Semua sihir tercela dan haram hukumnya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
اجتنبوا السبعَ الموبقاتِ . قالوا : يا رسولَ اللهِ ،
وما هن ؟ قال : الشركُ باللهِ ، والسحرُ
“Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan. Para sahabat bertanya: wahai Rasulullah, apa saja itu? Rasulullah menjawab: berbuat syirik terhadap Allah, sihir…” (HR. Bukhari no. 2766, Muslim no. 89).
3. Sebagian ulama berpendapat tukang sihir itu kafir (keluar dari Islam), sebagian ulama mengatakan mereka melakukan dosa besar namun tidak kafir selama tidak melakukan syirik akbar.
4. Sihir artinya jimat, jampi-jampi, dan buhul-buhul yang memberi pengaruh buruk pada hati manusia atau badan manusia, terkadang membuat orang menjadi sakit, mati atau memisahkan antara suami-istri (Al Jadid Syarah Kitabit Tauhid, hal. 220).
Maka santet, pelet, jimat, pengasihan, dll termasuk sihir dan dukun termasuk tukang sihir.
5. Dalam ayat ini disebut “an naffasat” dalam bentuk muannats (wanita) bukan berarti tukang sihir yang tercela hanya wanita, namun hal ini karena di masa itu kebanyakan tukang sihir adalah wanita. Adapun tukang sihir, baik wanita atau lelaki, sama-sama tercela.
6. Diantara bentuk sarana sihir adalah buhul-buhul, yaitu benda-benda yang diikatkan pada sesuatu yang sebelumnya sudah ditiupkan jampi-jampi oleh tukang sihir.
Maka kata para ulama, upaya paling manjur untuk menghilangkan sihir yang menimpa seseorang adalah mencari buhulnya dan menghancurkannya.
7. Surat An Nas dan Al Falaq adalah ayat yang ampuh untuk menghindari dan menyembuhkan pengaruh sihir.
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (Q.S. Al-Falaq: 5)
Faedah dari ayat ini:
1. Hasad artinya benci ketika orang lain mendapatkan nikmat dan berkeinginan agar nikmat yang ada pada diri orang tersebut hilang.
2. Hasad adalah akhlak yang tercela. Nabi bersabda:
لا تَحاسَدُوا
“Janganlah kalian saling hasad” (HR. Bukhari-Muslim).
3. Dalam ayat ini hasad disebut sebagai “syarr”, yaitu keburukan. Karena adanya hasad akan membawa kepada kezaliman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Sungguh Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zhalim pada yang lain” (HR. Muslim no. 2865)
4. Diantara bentuk keburukan hasad adalah adanya penyakit ‘ain. Yaitu penyakit yang timbul pada diri seseorang karena pandangan mata orang yang hasad kepada dia. Sehingga orang yang pandang tersebut sakit atau bahkan bisa meninggal. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
العين حق، ولو كان شيء سابق القدر سبقته العين
“Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa” (HR. Muslim no. 2188).
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أكثرُ مَن يموت بعدَ قضاءِ اللهِ وقَدَرِهِ بالعينِ
“Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain” (HR. Al Bazzar dalam Kasyful Astar [3/ 404], dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no.1206).
5. Kita diperintahkan oleh Allah untuk meminta perlindungan kepada Allah dari keburukan orang yang hasad dan dari penyakit ‘ain, diantaranya dengan memperbanyak membaca surat Al Falaq ini.
Wallahu a’lam. [Cms]
Sumber: t.me/fawaidquran