ChanelMuslim.com – Keteguhan Jhony Manalu: Muallaf Dari Pengusaha Sawit Hingga Jadi Pemulung
Untuk yang kesekian kalinya, Masjid Al-Ikhlas Kementerian Agama, Jl. MH. Thamrin 6 Jakarta, kehadiran seorang yang ingin menyatakan pindah agama ke Islam. Datang bersama opungnya (kakeknya) dan mengikrarkan kalimah “syahadat” di hadapan jamaah sholat Jumat (20/3).
Adalah Ghofindani (Muhammad), seorang anak remaja lulusan SMK asli Medan yang menyatakan Islam karena dorongan spiritual yang tidak bisa digambarkan. Saat ditanya bimasislam, alasan apa yang menjadikan dirinya tertarik pindah ke Islam, dia menyatakan bahwa dirinya didatangi oleh “opungnya” bersama dengan 3 orang yang berbaju putih.
Baca Juga: Berkah Zakat, Ubah Supir Kelapa Sawit Jadi Petani Produktif
Keteguhan Jhony Manalu: Muallaf Dari Pengusaha Sawit Hingga Jadi Pemulung
“Saya didatangi opung dan 3 (tiga) orang berbaju putih sebanyak tiga kali. Saya mikir ada apa ini. Apakah ini petunjuk harus mengikuti jejak opung saya yang sudah lebih dulu memeluk Islam”, tegasnya.
Saat ditanyakan opungnya (Jhony Manalu atau Ahmad Jhony nama muslimnya) yang lebih dulu masuk Islam (bulan Februari 2015) kenapa memilih jalan Islam, mantan pengusaha sawit di Sumatera ini mengatakan bahwa Islam itu indah. Islam mengajarkan shalat lima waktu dan persaudaraan sejati. Namun sayang banyak umat Islam yang tidak menjalankan Al-Quran secara utuh. Banyak orang kaya muslim yang tidak peduli terhadap saudaranya yang susah.
“Setelah saya menyatakan Islam, saya diusir dari rumah dan dilepaskan dari seluruh hak, termasuk dicopot marga saya. Dulu saya pengusaha sawit, saya tahun 1998 membangunkan masjid dan pesantren di Sumatera Utara untuk menampung muslim Jawa yang diusir orang-orang Aceh. Tapi kini saya menjadi pemulung. Tidak ada yang peduli kepada saya. Saya pernah datang ke BAZIS di Karawang tapi hanya dibilang pembagian zakat pada saat jelang lebaran”, ungkapnya menyesalkan.
Yang lebih sedih lagi, imbuhnya, saat saya berjualan tasbih, minyak wangi, dan sejenisnya di masjid di Lampung untuk sekedar menyambung hidup, barang-barang saya justru disita oleh ustadz di sana.
“Untuk berjualan dengan cara halal di halaman masjid saja disita, padahal saya sudah sampaikan bahwa saya muallaf dan menunjukkan sertifikatnya, tapi mereka tidak peduli”, ujarnya.
Saat dimintakan harapannya ke depan, Jhony mengatakan bahwa dirinya ingin umat Islam agar dapat lebih memperhatikan kalangan bawah, kalangan miskin yang membutuhkan perhatian. Banyak muslim kaya yang tidak peduli sama saudara muslim lain yang miskin. Bukankah Islam mengajarkan persaudaraan sejati?, gugatnya.(bimas islam kemenag)